Kembali kepada Fitroh Manusia
Mencari dan Menebarkan Kebenaran yang Haqiqi sesuai Fitroh Manusia
Selasa, 07 Mei 2013
Minggu, 14 Oktober 2012
Hama & Penyakit Pada Domba & Kambing
1) Penyakit Mencret
Penyebab: bakteri Escherichia coli yang menyerang anak domba berusia 3 bulan. Pengobatan: antibiotika dan sulfa yang diberikan lewat mulut.
2) Penyakit Radang Pusar
Penyebab: alat pemotongan pusar yang tidak steril atau tali pusar tercemar oleh bakteri Streptococcus, Staphyloccus, Escherichia coli dan Actinomyces necrophorus. Usia domba yang terserang biasanya cempe usia 2-7 hari. Gejala: terjadi pembengkakan di sekitar pusar dan apabila disentuh domba akan kesakitan. Pengendalian: dengan antibiotika, sulfa dan pusar dikompres dengan larutan rivanol (Desinfektan).
3) Penyakit Cacar Mulut
Penyakit ini menyerang domba usia sampai 3 bulan. Gejala: cempe yang terserang tidak dapat mengisap susu induknya karena tenggorokannyaterasa sakit sehingga dapat mengakibatkan kematian. Pengendalian: dengan sulfa seperti Sulfapyridine, Sulfamerozine, atau pinicillin.
4) Penyakit Titani
Penyebab: kekurangan Defisiensi Kalsium (Ca) dan Mangan (Mn). Domba yang diserang biasanya berusia 3-4 bulan. Gejala: domba selalu gelisah, timbul kejang pada beberapa ototnya bahkan sampai keseluruh badan. Penyakit ini dapat diobati dengan menyuntikan larutan Genconos calcicus dan Magnesium.
5) Penyakit Radang Limoah
Penyakit ini menyerang domba pada semua usia, sangat berbahaya, penularannya cepat dan dapat menular ke manusia. Penyebab: bakteri Bacillus anthracis.. Gejala: suhu tubuh meninggi, dari lubang hidung dan dubur keluar cairan yang bercampur dengan darah, nadi berjalan cepat, tubuh gemetar dan nafsu makan hilang. Pengendalian: dengan menyuntikan antibiotika Pracain penncillin G, dengan dosis 6.000-10.000 untuk /kg berat tubuh domba tertular.
6) Penyakit Mulut dan kuku
Penyakit menular ini dapat menyebabkan kematian pada ternak domba, dan yang diserang adalah pada bagian mulut dan kuku. Penyebab: virus dan menyerang semua usia pada domba Gejala: mulut melepuh diselaputi lendir. Pengendalian: membersihkan bagian yang melepuh pada mulut dengan menggunakan larutan Aluminium Sulfat 5%, sedangkan pada kuku dilakukan dengan merendam kuku dalam larutan formalin atau Natrium karbonat 4%.
7) Penyakit Ngorok
Penyebab: bakteri Pasteurella multocida. Gejala: nafsu makan domba berkurang, dapat menimbulkan bengkak pada bagian leher dan dada. Semua usia domba dapat terserang penyakit ini, domba yang terserang terlihat lidahnya bengkak dan menjulur keluar, mulut menganga, keluar lendir berbuih dan sulit tidur. Pengendalian: menggunakan antibiotika lewat air minum atau suntikan.
8) Penyakit perut Kembung
Penyebab: pemberian makanan yang tidak teratur atau makan rumput yang masih diselimuti embun. Gejala: lambung domba membesar dan dapat menyebabkan kematian. Untuk itu diusahakan pemberian makan yang teratur jadwal dan jumlahnya jangan digembalakan terlalu pagi Pengendalian: memberikan gula yang diseduh dengan asam, selanjutnya kaki domba bagian depan diangkat keatas sampai gas keluar.
9) Penyakit Parasit Cacing
Semua usia domba dapat terserang penyakit ini. Penyebab: cacing Fasciola gigantica (Cacing hati), cacing Neoascaris vitulorum (Cacing gelang), cacing Haemonchus contortus (Cacing lambung), cacing Thelazia rhodesii (Cacing mata). Pengendalian: diberikan Zanil atau Valbazen yang diberikan lewat minuman, dapat juga diberi obat cacing seperti Piperazin dengan dosis 220 mg/kg berat tubuh domba.
10) Penyakit Kudis
Merupakan penyakit menular yang menyerang kulit domba pada semua usia. Akibat dari penyakit ini produksi domba merosot, kulit menjadi jelek dan mengurangi nilai jual ternak domba. Penyebab: parasit berupa kutu yang bernama Psoroptes ovis, Psoroptes ciniculi dan Chorioptes bovis. Gejala: tubuh domba lemah, kurus, nafsu makan menurun dan senang menggaruk tubuhnya. Kudis dapat menyerang muka, telinga, perut punggung, kaki dan pangkal ekor. Pengendalian: dengan mengoleskan Benzoas bensilikus 10% pada luka, menyemprot domba dengan Coumaphos 0,05-0,1%.
11) Penyakit Dermatitis
Adalah penyakit kulit menular pada ternak domba, menyerang kulit bibit domba. Penyebab: virus dari sub-group Pox virus dan menyerang semua usia domba. Gejala: terjadi peradangan kulit di sekitar mulut, kelopak mata, dan alat genital. Pada induk yang menyusui terlihat radang kelenjar susu. Pengendalian: menggunakan salep atau Jodium tinctur pada luka.
12) Penyakit Kelenjar Susu
Penyakit ini sering terjadi pada domba dewasa yang menyusui, sehingga air susu yang diisap cempe tercemar. Penyebab: ambing domba induk yang menyusui tidak secara ruti dibersihkan. Gejala: ambing domba bengkak, bila diraba tersa panas, terjadi demam dan suhu tubuh tinggi, nafsu makan kurang, produsi air susu induk berkurang. Pengendalian: pemberian obatobatan antibiotika melalui air minum.
Secara umum pengendalian dan pencegahan penyakit yang terjadi pada domba dapat dilakukan dengan:
a) Menjaga kebersihan kandang, dan mengganti alas kandang.
b) Mengontrol anak domba (cempe) sesering mungkin.
c) Memberikan nutrisi dan makanan penguat yang mengandung mineral, kalsium dan mangannya.
d) Memberikan makanan sesuai jadwal dan jumlahnya, Hijauan pakan yang baru dipotong sebaiknya dilayukan lebih dahulu sebelum diberikan.
e) Menghindari pemberian makanan kasar atau hijauan pakan yang
terkontaminasi siput dan sebelum dibrikan sebainya dicuci dulu.
f) Sanitasi yang baik, sering memandikan domba dan mencukur bulu
g) Tatalaksana kandang diatur dengan baik.
h) Melakukan vaksinasi dan pengobatan pada domba yang sakit.
sumber : www.saungdomba.com
Rabu, 10 Oktober 2012
Khasiat Sirsak Untuk Kesehatan
Sirsak atau nangka Belanda yang sudah dikenal sejak jaman
Pemerintahan Kolonial Hindia-Belanda pada abad ke-19 yang kali pertama dibawa
oleh orang Belanda dan Amerika ke tanah nusantara ini semakin banyak dikenal
hingga saat ini. Sirsak yang dalam bahasa Belanda disebut sebagai Zuurzak atau
yang berarti kantung yang asam, sirsak yang juga memiliki nama latin Graviola
atau nama ilmiah lainnya yakni Annona muricata dan banyak sebutan lainnya di
berbagai daerah di Indonesia.
Sirsak, buah yang pada umumnya hanya dikonsumsi sebagai
buah biasa yang dijadikan sekedar jus yang menyegarkan dan buah pencuci mulut
saja yang diperkaya dengan kandungan karbohidrat, terutama fruktosa. Kandungan
gizi lainnya seperti vitamin C dan vitamiin B2 serta vitamin lainnya. Biji nya
mengandung racun, oleh karenanya biji sirsak ini hanya dimanfaatkan sebagai
obat insektisida alami atau pestisida nabati untuk mengusir hama tanaman. Namun
banyak manfaat lainnya yang didapat dari sirsak yang hampir semua bagian
tanaman sirsak dapat digunakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk
pengobatan.
Berikut ini beberapa jenis
gangguan penyakit yang dapat diobati oleh sirsak, diantaranya :
1. Untuk sakit ambeien
Buah sirsak yang sudah masak. Peras untuk diambil airnya
sebanyak 1 gelas, diminum 2 kali sehari, pagi dan sore hari.
2. Untuk sakit kandung kemih
Buah sirsak setengah masak, gula dan garam secukupnya.
Semua bahan tersebut dimasak seperti membuat kolak. Kemudian dimakan seperti
biasa, dimakan rutin setiap hari selama 1 minggu berturut-turut.
3. Untuk bayi mencret
Buah sirsak yang sudah masak. Ambil daging buah sirsak
kemudian peras dan disaring untuk diambil airnya, diminumkan pada bayi yang
mencret sebanyak 2-3 sendok makan, 2 kali sehari.
Buah sirsak setengah matang dan gula pasir secukupnya.
Sirsak dikupas dan direbus dengan gula bersama-sama dengan air sebanyak 2 gelas,
disaring dan diminum.
5. Untuk sakit pinggang
20 lembar daun sirsak, direbus dengan 5 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal 3 gelas, diminum 1 kali sehari 3/4 gelas.
6. Untuk bisul
Daun sirsak yang masih muda secukupnya, ditumbuk hingga
halus dan ditambah 1/2 sendok air, diaduk sampai merata, ditempelkan pada
bagian bisul.
7. Untuk kanker
10 lembar daun sirsak yang tua direbus dengan 3 gelas air
hingga tersisa 1 gelas, minum 2 kali per hari selama 2 minggu. Daun sirsak ini
sifatnya seperti kemoterapi, bahkan lebih hebat lagi karena daun sirsak hanya
membunuh sel yang tumbuh abnormal (tidak normal) dan membiarkan sel-sel normal
lainnya tumbuh.
8. Untuk penyakit liver
Dianjurkan untuk berpuasa makanan lain, hanya minum jus
sirsak selama 1 minggu.
9. Untuk eksim dan rematik
Ambil daun sirsak secukupnya, dicuci bersih kemudian
tumbuk sampai halus dan tempelkan pada bagian tubuh yang sakit.
Jumat, 21 September 2012
Meningkatkan Kandungan Hara pada Pupuk Kompos
Sudah tidak bisa kita pungkiri lagi bahwa penggunaan kompos dapat meningkatkan kualitas dan kesehataan tanah. Penggunaan kompos sudah berlangsung lama dan masih menjadi rekomendasi pada saat pertanian modern seperti ini, apalagi ketika pertaniaan organik mulai menjadi perhatiaan ditengah terjadinya proses penurunan kualitas (degradasi) tanah akibat pemakaian pupuk kimia secara terus-menerus. Kompos seolah menjadi barang wajib para petani dalam menjalankan pertaniaannya. Hal ini menjadi sangat wajar ketika kita mengetahui betapa bermanfaatnya kompos bagi tanah sebagai media tanaman.
Secara kimia kompos adalah penyedia unsur hara, kandungannya lengkap dari unsur hara makro essensial (N,P,K,dll) sampai unsur hara mikro (Bo,Mg,Al dll), namun dengan jumlah yang kecil bila dibandingkan dengan pupuk kimia. Selain itu kompos juga mengandung humus yang dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman dan dapat mengkhelat logam berat yang membahayakan.
Secara fisika kompos dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah, dapat menyediaakan ruang (pori-pori) bagi udara di dalam tanah dan dapat meningkatkan daya simpan air pada tanah yang memiliki daya simpan yang rendah. Sedangkan secara biologi kompos dapat menunjang kehidupan mikroorganisme tanah yang banyak membantu dalam pertumbuhan.
Di satu sisi peranan kompos bagi pertaniaan sangat jelas, tapi di sisi lain kompos ini memiliki kekurangan. Dari segi kimia kompos dapat dikatakan mengandung unsur hara yang rendah. Hal ini yang menyebabkan sebagiaan besar petani masih secara besar-besaran menggunakan pupuk kimia karena mereka ingin mendapatkan hasil panen yang lebih baik., mskipun dengan resiko terjadi degradasi kualitas tanah. Kekurangan ini menjadi perhatiaan ahli-ahli pertanian khususnya pertaniaan organik. Berkembanglah teknik dalam pengkayaan kompos, agar didapat kompos yang baik secara fisika, kimia, dan biologi sehingga dapat benar-benar aplikatif, efisien dan dapat menggantikan pupuk kimia.
Pengapuran pada Kompos
Hasil terbaik kompos adalah memiliki pH netral atau mendekati alkali. Maka perlu ditambahkan pengapuran pada saat proses pengomposan. Kapur yang dapat digunakan adalah dolomit, kaptan dan kalsium karbonat. Selaiin itu dapat juga memanfaatkan hasil samping industri berupa ampas bijih dan terak.
Pengkayaan dengan Nitogen
Pengkayaan dengan nitrogen dapat dengan cara konvensional yaitu menambahkan pupuk anorganik seperti Urea pada saat pengomposan. Namun manurut pandangan saya hal ini dapat menghilangkan ”keotetikan” kompos itu sendiri sebagai pupuk organik. Kedua adalah teknik penambahan bahan-bahan organik dengan kandungan nitrogen tinggi seperti pupuk kandang, urine hewan, tanaman legum atau bahkan azolla pinata, tinggal pilih mana bahan yang paling mudah didapatkan. Selain dapat meningkatkan kandungan unsur nitrogen pada produk akhir, penambahan bahan organik kaya nitrogen ini dapat mempengaruhi nilai C/N bahan kompos sehingga dapat mempercepat proses pengomposan.
Pengkayaan dengan Fosfor
Pengkayaan dengan fosfor dapat dilakukan dengan mencampurkan fospat alam sebanyak 5 % pada saat pengomposan. Sumber lain dapat digunakan juga tepung tulang (2-4% fosfor), pohon pisang (1-2% fosfor), namun penggunaan posfat alam kandungan rendah (<11%) masih paling banyak digunakan karena mengandung juga kalsium dan unsur mikro yang cukup tinggi.
Pengkayaan dengan Kalium
Serbuk granit seperti feldspar, kulit dan batang piasang (34-42% kalium), kulit kentang, rumput laut dan bakung air adalah bahan-bahan alami yang dapat ditambahkan sebagai pengkaya kompos dalam hal unsur hara kalium.
Pengkayaan Mikroba
Penambahan mikroorganisme menguntungkan dapat juga meningkatkan kandungan unsur hara kompos. Selain mempergunakan mikroba pendegradasi seperti EM4, Orgadec dsb., untuk membantu dalam mepercepat proses pengomposan, dapat juga ditambahkan bakteri pelarut fospat seperti Bacillus Meghaterium yang dapat meningkatkan ketersediaan unsur fosfor dan dapat tersedia bagi tanaman. Atau dengan penambahan bakteri penambat N dari udara sepertiAzospirillum Sp. dan Azotobacter yang dapat menambat nitrogen dari udara dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat diserap oleh tanaman
Secara kimia kompos adalah penyedia unsur hara, kandungannya lengkap dari unsur hara makro essensial (N,P,K,dll) sampai unsur hara mikro (Bo,Mg,Al dll), namun dengan jumlah yang kecil bila dibandingkan dengan pupuk kimia. Selain itu kompos juga mengandung humus yang dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman dan dapat mengkhelat logam berat yang membahayakan.
Secara fisika kompos dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah, dapat menyediaakan ruang (pori-pori) bagi udara di dalam tanah dan dapat meningkatkan daya simpan air pada tanah yang memiliki daya simpan yang rendah. Sedangkan secara biologi kompos dapat menunjang kehidupan mikroorganisme tanah yang banyak membantu dalam pertumbuhan.
Di satu sisi peranan kompos bagi pertaniaan sangat jelas, tapi di sisi lain kompos ini memiliki kekurangan. Dari segi kimia kompos dapat dikatakan mengandung unsur hara yang rendah. Hal ini yang menyebabkan sebagiaan besar petani masih secara besar-besaran menggunakan pupuk kimia karena mereka ingin mendapatkan hasil panen yang lebih baik., mskipun dengan resiko terjadi degradasi kualitas tanah. Kekurangan ini menjadi perhatiaan ahli-ahli pertanian khususnya pertaniaan organik. Berkembanglah teknik dalam pengkayaan kompos, agar didapat kompos yang baik secara fisika, kimia, dan biologi sehingga dapat benar-benar aplikatif, efisien dan dapat menggantikan pupuk kimia.
Pengapuran pada Kompos
Hasil terbaik kompos adalah memiliki pH netral atau mendekati alkali. Maka perlu ditambahkan pengapuran pada saat proses pengomposan. Kapur yang dapat digunakan adalah dolomit, kaptan dan kalsium karbonat. Selaiin itu dapat juga memanfaatkan hasil samping industri berupa ampas bijih dan terak.
Pengkayaan dengan Nitogen
Pengkayaan dengan nitrogen dapat dengan cara konvensional yaitu menambahkan pupuk anorganik seperti Urea pada saat pengomposan. Namun manurut pandangan saya hal ini dapat menghilangkan ”keotetikan” kompos itu sendiri sebagai pupuk organik. Kedua adalah teknik penambahan bahan-bahan organik dengan kandungan nitrogen tinggi seperti pupuk kandang, urine hewan, tanaman legum atau bahkan azolla pinata, tinggal pilih mana bahan yang paling mudah didapatkan. Selain dapat meningkatkan kandungan unsur nitrogen pada produk akhir, penambahan bahan organik kaya nitrogen ini dapat mempengaruhi nilai C/N bahan kompos sehingga dapat mempercepat proses pengomposan.
Pengkayaan dengan Fosfor
Pengkayaan dengan fosfor dapat dilakukan dengan mencampurkan fospat alam sebanyak 5 % pada saat pengomposan. Sumber lain dapat digunakan juga tepung tulang (2-4% fosfor), pohon pisang (1-2% fosfor), namun penggunaan posfat alam kandungan rendah (<11%) masih paling banyak digunakan karena mengandung juga kalsium dan unsur mikro yang cukup tinggi.
Pengkayaan dengan Kalium
Serbuk granit seperti feldspar, kulit dan batang piasang (34-42% kalium), kulit kentang, rumput laut dan bakung air adalah bahan-bahan alami yang dapat ditambahkan sebagai pengkaya kompos dalam hal unsur hara kalium.
Pengkayaan Mikroba
Penambahan mikroorganisme menguntungkan dapat juga meningkatkan kandungan unsur hara kompos. Selain mempergunakan mikroba pendegradasi seperti EM4, Orgadec dsb., untuk membantu dalam mepercepat proses pengomposan, dapat juga ditambahkan bakteri pelarut fospat seperti Bacillus Meghaterium yang dapat meningkatkan ketersediaan unsur fosfor dan dapat tersedia bagi tanaman. Atau dengan penambahan bakteri penambat N dari udara sepertiAzospirillum Sp. dan Azotobacter yang dapat menambat nitrogen dari udara dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat diserap oleh tanaman
Rabu, 05 September 2012
Indigofera spicata: Tanaman Pakan Ternak Toleran Kekeringan dengan kandungan Protein Tinggi
Tanaman Indigofera spicata adalah jenis leguminosa pohon yang selama ini belum dieksplorasi potensinya sebagai hijauan pakan ternak. Penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa produktivitas tanaman ini tergolong tinggi yaitu mencapai 30 ton bahan kering per ha per tahun dengan interval pemotongan 60 hari dan intensitas pemotongan 1,5 m di atas permukaan tanah. Dengan kandungan protein yang tinggi (21-24%) disertai kandungan serat yang relatif rendah dan tingkat kecernaan yang tinggi (77%) tanaman ini sangat baik sebagai sumber hijauan baik sebagai pakan dasar maupun sebagai pakan suplemen sumber protein dan energi, terlebih untuk ternak dalam status produksi tinggi (laktasi, ternak muda pasca sapi). Karena toleran terhadap kekeringan, maka Indigofera spicatadapat dikembangkan di wilayah dengan iklim kering untuk mengatasi terbatasnya ketersediaan hijauan terutama selama musim kemarau. Keunggulan lain tanaman ini adalah kandungan tanninnya sangat rendah berkisar antara 0,6 – 1,4 ppm (jauh di bawah taraf yang dapat menimbulkan sifat anti nutrisi). Rendahnya kandungan tannin ini juga berdampak positif terhadap palatabilitasnya (disukai ternak). Hasil penelitian menunjukan bahwa manajemen panen yang optimal ditinjau dari aspek produktivitas dan kualitas nutrisi adalah panen pertama dilakukan pada umur 8 bulan disertai dengan frekuensi panen setiap 60 hari dengan tinggi pemotongan 1,5 m diatas permukaan tanah. Produksi yang melimpah selama musim hujan dapat dipreservasi (diawetkan) dengan teknologi fermentasi (silase), sehingga dapat dimanfaatkan selama musim kemarau.
sumber : www.deptan.go.id
Senin, 03 September 2012
DAUN SIRSAK SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK TANAMAN
Tidak dapat dipungkiri, dampak pemakaian pestisida sintetis/kimia pada produksi pertanian telah menimbulkan dampak yang tidak baik untuk kesehatan, mulai dari munculnya penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker, maupun kasus keracunan yang berakhir pada kematian. Tak hanya itu, pemakaian pestisida kimia secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan keseimbangan ekologis terganggu. Selain menyebabkan revolusi genetis pada hama-hama tertentu; dimana mereka menjadi tahan terhadap hama, juga dapat membunuh predator-predator alami yang bermanfaat bagi pertanian.
Untuk mengatasi hal diatas, salah satu cara adalah dengan mamanfaatkan pestisida alami. Pestisida alami merupakan pestisida yang dibuat dari bahan-bahan alam, seperti dedaunan, kayu, akar maupun buah-buahan yang bermanfaat untuk mengendalikan hama penyakit tanaman.
Pemakaian pestisida alami dengan penggunaan dan dosis yang benar, tidak saja bisa mengurangi hama, tapi juga mengurangi biaya produksi karena bahan dasar pestisida alami dapat dibudidayakan dan dibuat setiap saat sesuai kebuthan, dan yang penting adalah tidak mencemari lingkungan. Pestisida alami bersifat mengurangi serangan hama, bukan membunuh. Oleh karenanya pestisida alami tidak akan membunuh predator alami hama tersebut. Cara kerjanya adalah mengusir hama dengan tertentu ataupun mengandung zat kimi tertantu yang dapat menghilangkan nafsu makan hama.
Secara ekonomis bila dibandingkan dengan pestisida kimia, biaya penggunaan pestisida nabati relatif lebih murah. Selain itu pestisida nabati relatif lebih mudah dibuat dan didapat oleh petani dengan kemampuan dan pengetahuan terbatas. Dari sisi lain, pestisida nabati mempunyai keistimewaan yaitu bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif lebih aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah terurai. Kekurangan pestisida nabati umumnya tidak langsung mematikan OPT sasaran secara cepat.
Menurut Jacobson, bahan alam yang paling menjanjikan prospeknya untuk dikembangkan sebagai pestisida ada pada tanaman-tanaman family Meliaceae (misalnya nimba), Annonaceae (misalnya sirsak), Rutaceae, Asteraceae, Labiateae, dan Canellaceae.
Daun sirsak mengandung bahan aktif annonain dan resin. Pestisida nabati daun sirsak efektif mengendalikan hama trips. Jika ditambahkan daun tembakau dan sirsak akan efektif mengendalikan hama belalang dan ulat. Sedangkan jika ditambahkan jeringau dan bawang putih akan efektif mengendalikan hama wereng coklat.
Rimpang jeringau mengandung bahan aktif arosone, kalomenol, kalomen, kalameone, metil eugenol yang jika dikombinasi dengan bahan aktif daun sirsak akan efektif mengendalikan hama wereng. Sedangkan tembakau mengandung bahan aktif nikotin yang jika dikombinasi dengan bahan aktif yang terkandung dalam daun sirsak akan efektf mengendalikan hama ulat dan belalang.
Dalam upaya pengembangan pestisida nabati tersebut, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
(i) mudah didapat, bahan baku cukup tersedia, berkualitas, kuantitas dan kontinuitas terjamin;
(ii) mudah dibuat ekstrak, sederhana dan dalam waktu yang tidak lama;
(iii) kandungan senyawa pestisida harus efektif pada kisaran 3-5 % bobot kering bahan;
(iv) selektif;
(v) bahan yang digunakan bisa dalam bentuk segar/kering;
(vi) efek residunya singkat, tetapi cukup lama efikasinya;
(vii) sedapat mungkin pelarutnya air (bukan senyawa sintetis);
(viii) budidayanya mudah, tahan terhadap kondisi suhu optimal;
(ix) tidak menjadi gulma atau inang hama penyakit;
(x) bersifat multiguna.
Cara pembuatan:
A. Pestisida nabati daun sirsak sebagai pengendali hama trips:
1. Tumbuk 100 lembar daun sirsak.
2. Rendam dalam 5 liter air dan tambahkan 15 gram deterjen.
3. Diamkan sehari semalam.
4. Saring larutan tersebut dengan kain.
5. Encerkan setiap liter larutan dalam 10 liter air.
6. Larutan semprot siap digunakan.
B. Pestisida nabati daun sirsak + jeringau + bawang putih untuk
mengendalikan hama wereng coklat:
1. Tumbuk halus segenggam daun sirsak, segenggam jeringau dan 20 siung
bawang putih.
2. Rendam bahan-bahan tersebut dengan 20 liter air yang telah ditambahkan
20 gram deterjen selama 2 hari.
3. Saring larutan tersebut dengan kain.
4. Larutan tersebut siap digunakan.
C. Pestisida nabati daun sirsak + daun tembakau untuk mengendalikan hama
belalang dan ulat:
1. Ambil 50 lembar daun sirsak dan segenggam daun tembakau ditumbuk
sampai halus.
2. Rendam bahan–bahan tersebut dalam 20 lt air yang telah diberi 20 gr
deterjen selama semalam.
3. Saring larutan tersebut dengan kain.
4. Larutan siap digunakan dan disemprotkan ke tanaman.
sumber :
http://ditjenbun.deptan.go.id/perlindungan/index.php?option=com_content&view=article&id=156:ramuan-pestisida-nabati-dari-daun-sirsak-annona-muricata-l-&catid=15:home
http://melda-susanti.blogspot.com/2012/04/pembuatan-pestisida-alami-dari-daun.html
Kamis, 16 Agustus 2012
MENENTUKAN TANGGAL 1 RHOMADHON & 1 SYAWAL DENGAN RU'YATUL HILAL
Firman Allah Subhanahau Wa Ta’ala di dalam Surat Al-Baqarah 185 :
فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
Artinya : “.....Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.....”. (QS Al-Baqarah : 185).
Ibnu Katsir menyebutkan, ini merupakan hukum wajib bagi orang yang menyaksikan hilal untuk memulai puasa Ramadhan.
Al-Maraghi menjelaskan, siapapun menyaksikan masuknya bulan, dan kesaksiannya itu melalui melihat hilal tanda masuk bulan (tanggal satu) atau mengetahui melalui orang lain, maka hendaknya ia berpuasa Ramadhan. Keterangan hadits mengenai masalah ini sangat banyak, yang tersebut di dalam Sunnah Nabawi, dan sudah dilaksanakan sejak Islam permulaan hingga sekarang.
Pelaksanaannya secara terpimpin oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, lalu dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin Al-Mahdiyyin, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, hingga Ali bin Abi Thalib. Pada masa Mulkan, baik Adhan maupun Jabbariyah, walaupun telah bergeser dari sistem Khilafah ke sistem Mulkan, tetapi sentral pengambilan keputusan Ru'yatul Hilal oleh pimpinan umat Islam tetap terjaga. Dan memang penentuan awal Ramadhan merupakan hak dan wewenang Imaam / Khalifah / Amirul Mukminin.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ
Artinya : “Shaumlah kalian dengan melihatnya (bulan) dan berbukalah kalian dengan melihatnya (bulan), maka bila tertutup mendung sempurnakanlah Sya’ban menjadi tiga puluh hari”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
لاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْا الْهِلاَلَ وَلاَ تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ
Artinya: “Janganlah kalian shaum hingga melihat hilal dan janganlah berbuka (idul fitri) hingga melihatnya (hilal), (H.R. Bukhari dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu).
الْفِطْرُ يَوْمَ يُفْطِرُ النَّاسُ وَالْأَضْحَى يَوْمَ يُضَحِّي النَّاسُ
Artinya : “Hari Idul Fitri adalah orang-orang berbuka dan Idul Adha adalah hari orang-orang menyembelih.” (H.R. Tirmidzi dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha).
الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ وَالْفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ وَالْأَضْحَى يَوْمَ تُضَحُّونَ
Artinya : “Puasa adalah hari kalian berpuasa dan Idul fitri adalah hari kalian beridul fitri dan Idul Adha adalah hari kalian menyembelih qurban.” (H.R. Tirmidzi dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘Anha).
Imam At-Tirmidzi berkata : “Sebagian ulama menafsiri hadits di atas bahwa berpuasa dan berbuka itu bersama Jama’ah Muslimin di bawah pimpinan Imaam / Khalifah.
Sementara itu, Imam Badruddin Al-‘Aini dalam Kitab “Umdatul Qari” berkata : “Kaum muslimin senantiasa wajib mengikuti Imaam / Khalifah. Jika Imaam berpuasa, mereka wajib berpuasa, dan jika Imaam berbuka (ber’idul Fitri), mereka wajib pula berbuka”.
Perbedaan Ru'yatul Hilal
Tentang perbedaan menetapkan tanggal 1 Ramadhan dan Hari Raya terutama di Indonesia selama ini dianggap tidak menimbulkan masalah yang terlalu berarti di kalangan masyarakat. Karena umat Islam di Indonesia selama ini sudah terbiasa dengan penentuan hari raya tersebut.
Para ulama mujtahidin memang berbeda pendapat dalam hal mengamalkan satu ru’yat yang sama untuk menentukan tanggal Ramadhan dan hari raya. Madzhab Syafi’i menganut ru’yat lokal, yaitu mereka mengamalkan ru’yat masing-masing negeri. Sementara madzhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali menganut ru’yat global, yakni mengamalkan ru’yat yang sama untuk seluruh kaum muslimin. Artinya, jika ru’yat telah terjadi di suatu bumi, maka ru’yat itu berlaku untuk seluruh kaum muslimin sedunia, meskipun mereka sendiri tidak dapat meru’yat.
Namun kalau umat Islam kembali pada tuntunan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, insya Allah perbedaan itu tidak terjadi.
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ
Artinya : “Berpuasalah dengan melihatnya (bulan) dan berbukalah kalian dengan melihatnya (bulan), maka bila tertutup mendung sempurnakanlah Sya’ban menjadi tiga puluh hari”. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
لاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْا الْهِلاَلَ وَلاَ تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ
Artinya: “Janganlah kalian berpuasa hingga melihat hilal dan janganlah berbuka (idul fitri) hingga melihatnya (hilal), (H.R. Bukhari dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu).
Itu perintah kepada seluruh umat Islam (dhamirnya jamak) dalam memulai dan mengakhiri shaum Ramadhan, siapapun umat Islam dari seluruh dunia bisa melihatnya. Manusia tidak bisa memutlakkan bulan itu harus tampak di Indonesia. Wewenang Allah dengan segala kemahakuasaannya menampakkan bulan itu di ujung belantara Afrika, di padang Saudi Arabia, di Samudera Antartika, atau di sudut ufuk manapun di belahan dunia ini. Sesuai kehendak-Nya.
Dalam rangka penyatuan penanggalan Kalender Dunia Islam, Organisasi Konferensi Islam (OKI) sebenarnya pernah membuat kesepakatan yang dikenal dengan Konvensi Istambul 1978. Konvensi Istambul adalah pertemuan Musyawarah Ahli Hisab dan Ru'yat di Istanbul, Turki tahun 1978 yang dihadiri oleh wakil-wakil dari 19 Negara Islam (termasuk Indonesia). Ditambah dengan tiga Lembaga Kegiatan Masyarakat Islam di Timur Tengah dan Eropa
Ada tiga kesepakatan terpenting Konvensi Istambul, yaitu pertama, sepakat satunya penanggalan bagi dunia Islam. Kedua, ru’yatul hilal (penglihatan bulan) suatu negara berlaku untuk semua negara. Ketiga, Mekkah Al-Mukarramah dijadikan sentral ru’yatul hilal dan pusat informasi ke seluruh negeri-negeri Islam.
Di tengah situasi global yang semakin mendewasakan umat Islam, semoga ukhuwah Islamiyah, persatuan dan kesatuan umat Islam, dapat terwujud di tengah perbedaan penetapan yang ada, khususnya dalam penetapan satu Ramadhan.
Demikianlah semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita sehingga dapat melaksanakan ibadah Puasa dan ber’idul Fitri secara berjama’ah. Dan kalaupun terjadi perbedaan hari pelaksanaannya, semoga tetap terjalin ukhuwah islamiyyah. Amin.
Wallahu a’lam.
By : Ali Farkhan Tsani
Group FB : TAUSIYAH RAMADHAN
Langganan:
Postingan (Atom)