Sabtu, 28 Juli 2012

Dukung Ramadhan dengan Kurma; Obat dan Gizi Berkhasiat Tinggi



Kurang afdhal rasanya bila buka puasa Ramadhan tanpa dilengkapi dengan kurma. Buah merah kehitaman dengan bentuknya sederhana tapi rasanya manis khas ini sangat populer di bulan suci Ramadhan. Tak heran sebab Rasulullah memang menganjurkannya. “Jika salah seorang kalian berbuka puasa hendaklah ia berbuka dengan kurma karena di dalamnya terdapat berkah. Jika ia tidak menemukannya hendaklah ia berbuka dengan air,” (HR. Tirmidzi)

Tapi pernakah kita meneliti kaitan puasa dengan anjuran nabi untuk mengawali berbuka dengan kurma secara medis? Sudah banyak penelitian ilmiah dan medis terkait dengan kurma.



“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (An-Nahl: 11)

Pada saat puasa, kadar konsentrasi glukosa dan insulin dalam darah di hati menurun. Terutama di akhir puasa tingkat penyerapan terhadap zat makanan meningkat. Pada saat glukosa berkurang, fisik mengambil energi dari zat asam di otak dan yang diproduksi di hati. Karenanya, dalam kondisi seperti ini, konsumsi terhadap glukosa secara cepat sangat dibutuhkan oleh tubuh karena akan meningkatkan konsentrasi glukosa ke urat darah di hati. Kemudian ia masuk ke sel hati, sel otak, sel darah, syaraf, urat, dan organ lainnya. Dari sanalah kemudian menghasilkan energi kembali.

Setelah melalui penelitian di laboratorium, kurma adalah makanan yang paling kaya dengan kadar glukosanya. Kadar gulanya hingga antara 75 – 87 persen dan 55 persen adalah glukosa dan 45 persen kandungan fructose, protein,  minyak, vitamin terutama A, B2, B12 dan, kandungan logam seperti kalsium, fosfor, prostasium, belerang, yodium, magnesium, seng, florin, zat anti oksidan. Kurma juga mengandung forkoz yang berubah cepat menjadi glukosa dan menyerap ke seluruh tubuh dari pencernaan. Sehingga kondisi tubuh yang lapar dan dahaga secara cepat mengembalikan energinya. Terutama sel-sel otak, syaraf, sel darah merah dan tulang.

Froktoz memiliki pengaruh mengaktifkan usus. Demikian halnya dengan posfor sangat penting dalam memberikan asupan gizi kepada ruang-ruang otak yang kemudian menciptakan energi dan mengarahkannya kepada seluruh sel di tubuh.

Disamping itu kandungan vitamin, logam dan fiber dalam kurma memiliki peran penting bagi syaraf, memproduksi enzim, menyeimbangkan urat dan kadar asam dalam tubuh, melenturkan aktifitas usus mencerna makanan.

Dalam kurma basah ruthab atau balh terkandung hormone petosin. Di antara kekhususan hormone ini adalah memompa selaput darah di rahim. Sehingga bisa membantu mencegah perdarahan di rahim ketika melahirkan. Karena Allah berfirman,

“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. (Maryam: 25-26)

Rasulullah saw, bersabda,”Barangsiapa yang di pagi hari memakan kurma tujuh biji maka di hari itu ia tidak dimadlaratkan oleh racun dan sihir,” (HR. Bukhari)

Kurma Makanan Bayi Sehat

Islam jauh-jauh mencanangkan kesehatan anak dan ibu dalam setiap fasenya, sebelum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) milik PBB dan organisasi kesehatan lainnya mencanangkannya. Islam mulai memperhatikan kesehatan anak dan ibu sejak melahirkan, bahkan sejak orang berfikir ingin mencari pasangan. Di antara wujud perhatian itu adalah penyuapan kurma untuk bayi.

Abu Musa Al-Asyari berkata,”Seorang bayi lahir dari istriku. Maka aku mendatangi Nabi Muhammad saw. Beliau kemudian memberinya nama Ibrahim dan disuapinya dengan satu biji kurma,” Bukhari menambahkan dalam riwayatnya,”Rasulullah saw, berdoa keberkahan untumnya dan diberikan bayi itu kepadaku,” (HR. Bukhari Muslim).

Dalam penelitian medis, kadar gula “glukosa” dalam darah bayi yang baru lahir sangat rendah. Semakin rendah berat badannya, semakin rendah kadar glukosanya. Bayi dengan berat badan kurang normal di atas 5,2 kg memiliki kadar darah 20 – 30 mg setiap 100 mm darah. Jika ini terjadi maka akan menyebabkan bayi menolak asi, otot yang lemah, pernafasan yang tersendat-sendat, kulit membiru, sesak nafas. Fenomena ini akan menyebabkan pertumbuhan lambat, idiot, lumpuh otak, kebutaan atau ketulian.

Jika gejala-gejala ini tidak diatasi maka akan berakhir dengan kematian bayi. Padahal tindakan mengatasinya sangat mudah yakni dengan memberikan asupan cukup glukosa yang dilarutkan dalam air atau dikunyah dalam mulut.

Ini hikmah Rasulullah menyuapi kurma yang usai dikunyahnya. Kurma yang dikunyah dengan kandungan glukosa dan enzim ludah beliau berubah menjadi sukrosa sehingga mudah menyerap dalam tubuh bayi. Secara otomatis asupan glukosa ini akan memberikan daya tahan kepada bayi dari penyakit yang mengancamnya.

Pohon kurma dikenal dengan pohon kehidupan dan pohon paling tua di dunia. Ada yang mengatakan, pohon ini pertama kali tumbuh di kota Babilonia di Irak atau Arab Saudi atau Bahrain. Pohon kurma di dunia berjumlah sekitar 105 juta di atas lahan 800.000 hektar, 65 juta pohon ada di wilayah Arab. Pohon kurma mampu tumbuh dengan usia 150 tahun dengan pertumbuhan  yang sangat lambat. Sehingga di usia lima tahun baru bisa berbuah. Pohon kurma mampu bertahan hidup di tanah yang kadar airnya kurang.  Kurma memiliki jenis ruthab (kurma basah), tamr (kurma kering yang sudah merah kehitaman.

Negara-negara Timur Tengah dan Afrika Selatan mengadalkan perekonomiannya dari produksi kurma. Tapi di Afrika Utara dan Timur, Amerika Selatan dan Tengah, Spanyol, Italia, dan Eropa Selatan juga menghasilkan kurma.

Kurma merupakan makanan populer. Kurma bisa bertahan dalam waktu lama tanpa bahan pengawet, rasanya lezat, bergizi tinggi dan harganya murah.

Obat Kurma

Setelah diteliti, kurma memiliki sejumlah khasiat mengatasi berbagai keluhan penyakit. Di antaranya; diet alami sebab kadar kolestrolnya sangat rendah, menaikkan kadar trombosit dalam darah, mengandung zat magnesium anti kanker, melancarkan kencing. Kandungan fosfor dan kalsiumnya dalam kurma menguatkan tulang, gigi dan seksual. Kandungan vitamin kurma menguatkan pandangan, menjaga kelembaban mata dan anti rabun malam, menguatkan saraf pendengaran. Kandungan vitamin A dan B1 dalam kurma mampu menenangkan syaraf, vitamin B nya juga mengobati hati bibir pecah, kulit kering, kulit pecah. Kandungan vitamin B1 dan B2 dalam kurma menyembuhkan penyakit kandung kemih, kista, penyakit percernaan dan usus.

WASPADA !!! Ada Telur Palsu!


Ada berita miring yang datang dari negri tirai bambu. Negara yang biasanya terkenal akan pembajakan barang elektronik itu kini membajak sesuatu yang lebih ‘unik’. Yap, sesuai judul, China kini membuat telur ayam palsu.

Palsu gimanaaa? Mungkin foodlovers bertanya-tanya nih gimana caranya sampe telur ayam bisa dibuat palsu?
Karena peningkatan tajam harga-harga makanan di China, kini banyak beredar telur-telur buatan di Kota Zhengzhou, Provinsi Henanyang. Dibuat hanya dari bahan kimia tanpa bahan alami, ya benar: BAHAN KIMIA. Seorang narasumber menjelaskan bagaimana telur-telur tiruan itu dibuat:

Bagian Putih telur palsu dibuat dengan melarutkan sodium alginate dalam air. Larutan tersebut akan terlihat seperti cairan bening yang kental dan sulit membedakannya dengan putih telur yang sebenarnya.

Sedangkan untuk bagian kuning telur-nya dibuat dengan menyekop suatu cairan dengan pigmen kuning dan memadatkan serokan cairan tersebut ke dalam larutan kalsium klorida. Akhirnya, ‘putih telur’ dan ‘kuning telur’ dibungkus ke dalam ‘kulit telur’ yang dibuat dari kalsium karbonat.

Jika ditambahkan tepung kanji atau bubuk kuning telur pada ‘kuning telur’ tersebut, tekstur dari sebuah telur buatan setelah dimasak hamper identik dengan telur yang sebenarnya.

Pelaku hanya menghabiskan 0,55 yuan (0,07 dolar AS) untuk membuat lebih dari 2 butir telur, kurang dari sepersepuluh harga telur yang sebenarnya di pasaran (0,8 dolar AS).

Bahan utama dalam telur-telur buatan tersebut adalah bahan tambahan makanan, getah damar, kanji, pengeras, dan pigmen-pigmen. Konsumsi yang berlebihan atas bahan-bahan tersebut akan merusak perut dan menyebabkan gejala-gejala seperti kehilangan ingatan dan keterlambatan mental, dll.

Tapi tenang, Ada cara untuk mengenali telur imitasi:

1. Dari warna. Permukaan kulit telur imitasi lebih terang, tetapi tidak terlalu mencolok;

2. Dari suaranya. Telur imitasi dikocok-kocok akan terdengar suara, ini dikarenakan cairan yang meleleh keluar dari bahan zat pengental;

3. Dari aromanya. Telur asli tercium bau agak amis sedikit, sedangkan telur imitasi kemungkinan tercium bau bahan kimia;

4. Telur imitasi tak lama setelah dipecah, maka telur kuning dan putihnya langsung tercampur. Ini disebabkan karena mereka terbuat dari bahan yang sama;

5. Sewaktu membuat telur matasapi, putih dan kuning telurnya di dalam wajan terlihat menguning.


Dari kejadian ini kita harus lebih berhati-hati dalam memilih makanan

FOTO DUSTA TENTANG PEMBANTAIAN BURMA



Ditengah-tengah kesedihan karena kabar saudara-saudara kita dibantai di Myanmar, ternyata ada saja personal-personal yang tidak bertanggung jawab merekayasa beberapa foto yang sebenarnya bukan foto pembantaian kaum muslim di sana namun di klaim bahwa itu adalah foto kaum muslim yang dibantai. Dan parahnya beberapa aktivis dakwah melalui akun-akun facebooknya pun langsung percaya dan disebarkan.

Sumber foto aslinya :


Aktivis di tibet berdemo sambil membakar diri.
http://www.ibtimes.com/articles/320319/20120327/tibetan-activist-fire-protest-chinese-president-photos.htm

Gempa di Tibet Menelan Banyak Korban.
http://www.tibettimes.net/blogs.php?id=132&post_id=8762

Sungguh ini adalah perkara yang tidak ahsan, tidak cerdas, dan mengundang fitnah. Padahal Allah SWT dalam berfirman demikian :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ~Qs.Al-Maaidah~Ayat:8

Wahai ikhwan wa akhwat, ketahuilah sebejat apapun hal-hal yang dikatakan oleh kaum kufar, kita tetaplah harus menunjukkan dan menceritakan berita sesuai keadaan faktanya, dan janganlah mengada-adakan cerita yang membuat kaum lain malah meragukan kejujuran kita.

Terkait di dzaliminya & dibantainya saudara-saudara kita di Myanmar.
Semoga Allah segera memberi pertolongannya kepada kaum muslim di Myanmar, di Palestina, di Suriah, dan di seluruh dunia.

Membaca Al Qur'an...



Sudah sepuh, kurang awas.
Tapi tetap gigih membaca Al-Qur'an.
Bagaimana dengan kita yang masih muda dan awas ?!

Masya Allah......
Satu hurufnya diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf”.(HR. Tirmidzi)

Dan hadits ini sangat menunjukan dengan jelas, bahwa muslim siapapun yang membaca Al-Quran baik paham atau tidak paham, maka dia akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana yang dijanjikan.

Membaca Al Quran akan mendatangkan syafa’at

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya”. (HR. Muslim)

Pertanyaan yang membuat seorang Mufti Saudi menangis

 
Dalam sebuah acara live di salah satu saluran TV, seorang Syaikh (seorang Mufti) mendapat pertanyaan dari Somalia:


"Apakah puasa Saya diterima (sah) jika kami tidak memilki makanan untuk sahur atau iftar (berbuka)?"

Seketika Mufti itu menangis karena mendengar pertanyaan "Apakah puasa Saya sah jika kami tidak memiliki makanan untuk sahur atau iftar?"



Wahai saudaraku, kita masih diberikan nikmat yang sangat banyak yang tak akan pernah terhitung, masihkah kita tidak bersyukur? Wahai saudaraku yang berkelebihan harta, masihkah kalian tidak mau mengeluarkan sebagian harta kalian untuk orang-orang yang kelaparan? Banyak Muslim di sekitar kita atau di luar sedang kelaparan, sedang menderita penindasan, tak berdaya. Kita yang berkelebihan harta kelak akan ditanya kemana saja uang yang kita belanjakan?!

"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin." (Al-Ma'uun: 1-3)

"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)." (At-Takaatsur: 1-8)


Renungan untuk kita semua

Ini Yang Terjadi dengan Tubuh Kita Selama Berpuasa



Tak perlu takut kehabisan tenaga saat berpuasa, sehingga Anda memilih untuk bermalas-malasan dan mengurangi aktivitas fisik dari biasanya. Selama berpuasa, tubuh Anda menghasilkan energi sendiri dengan membakar sumber daya yang disimpan oleh tubuh. Simpanan ini terbuat dari kelebihan lemak, karbohidrat, dan gula untuk menghasilkan energi.

Hati adalah organ yang paling signifikan dalam proses ini, mengubah lemak menjadi zat kimia yang disebut keton tubuh berupa tiga senyawa larut dalam air yang kemudian digunakan sebagai sumber energi.

Justru, tubuh mengambil banyak manfaat dari puasa. Detoksifikasi adalah salah satu manfaat terpenting dari puasa. Sebuah proses yang teratur, detoksifikasi terjadi saat usus besar, hati, ginjal, paru-paru, kelenjar getah bening, dan kulit menghilangkan atau menetralkan racun. Proses ini dipercepat saat puasa karena tubuh memecah lemak. Bahan kimia dan racun yang diserap dari makanan dan lingkungan yang disimpan dalam cadangan lemak, dilepaskan selama puasa.

Puasa juga menjadi penyembuh bagi tubuh, pikiran, dan jiwa dengan cara yang simultan. Pada tingkat fisik, energi dan sumber daya dialihkan dari sistem pencernaan (yang terus-menerus dilakukan saat kita tak berpuasa) ke sistem kekebalan tubuh dan proses metabolisme sehingga kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dan membangun kembali berjalan optimal.

Studi medis menunjukkan bahwa selama puasa juga bermanfaat untuk mengendalikan pertumbuhan jaringan yang abnormal pada tubuh, seperti tumor. Sang tumor menjadi kelaparan untuk nutrisi dan karenanya lebih rentan untuk dipecah dan dikeluarkan dari tubuh.

Puasa memungkinkan tubuh untuk memanfaatkan sumber daya dan fokus pada pembangunan kembali pada tingkat mikroskopis seperti DNA dan RNA menjadi lebih efisien dalam mentranskripsikan protein dan jaringan yang dibutuhkan tubuh.

Perubahan lain dalam tubuh selama puasa termasuk sedikit penurunan suhu inti tubuh karena penurunan tingkat metabolisme dan fungsi tubuh secara umum. Kadar gula darah juga turun karena tubuh menggunakan cadangan glikogen dalam hati dan angka dasar metabolik (BMR) dikurangi dalam rangka untuk menghemat energi.

Sistem pencernaan, yang sangat sering kelebihan beban, dan tak henti-hentinya disuruh bekerja, juga membersihkan sendiri sehingga pencernaan lebih efisien dan penyerapan nutrisi lebih optimal. Di sisi lain, lapisan lambung dan usus mengikis masalah 'sampah' tubuh. Proses lain yang menopang infrastruktur dasar tubuh juga meningkat selama puasa, misalnya produksi hormon meningkat serta pelepasan hormon anti-penuaan.

Alhamdulillah...Islam punya solusi untuk kesehatan jasmani dan rohani.

Siang bertempur, petang berbuka puasa bersama

Siang bertempur, petang berbuka puasa bersama


 Mereka adalah Mujahidin di Suriah, yang sedang bertempur sengit di kota Aleppo dengan pasukan rezim Bashar Assad. Siang hari mereka bertempur dengan sekuat tenaga, meski sedang berpuasa.



Petangnya mereka berbuka bersama, malamnya mereka sempatkan untuk sholat malam berjama'ah (tarawih). Subhanallah.

Admin ingin menunjukkan foto-foto seperti ini agar Muslim yang berada dalam keadaan aman lebih giat dan tidak meninggalkan shaum dengan alasan hanya sakit sedikit atau kecapean saja apalagi karena malas. Banyak pemandangan di sekitar kita, laki-laki yang mengaku Muslim tapi pas bulan Ramadhan tidak malu sembunyi-sembunyi atau terang-terangan makan di warung-warung, dengan alasan cape bekerja. Lebih parah lagi tidak mau sholat, juga banyak yang alasannya karena bekerja, innalillahi wa innailaihi roji'uun. Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi hidayah. Aamiin.

Buka Puasa makan Kurma, Jantung jadi OK

Buka Puasa makan Kurma, Jantung Jadi Oke



Puasa ternyata mempunyai manfaat bagi kesehatan, bisa menjadi terapi untuk penyembuhan beberapa penyakit degeneratif. Kurma yang biasa disajikan selama bulan Ramadan mengandung zat-zat gizi yang bisa mencegah gangguan pada jantung.

Puasa dalam definisi agama Islam adalah tindakan menahan hawa nafsu, termasuk makan, minum, dan sanggama sejak waktu imsak hingga waktu berbuka puasa saat magrib tiba, dengan niat ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Puasa fardu ain (puasa wajib) berlaku bagi semua umat muslim yang beriman untuk dilaksanakan selama bulan Ramadan selama 29 atau 30 hari.



Dari aspek gizi, puasa setidaknya akan mengurangi asupan zat gizi, terutama energi, sekitar 20-30 persen. Namun, dari aspek kesehatan, puasa ternyata memberi manfaat kesehatan terhadap tubuh pelakunya. Bahkan, di negara-negara maju, puasa dijadikan sebagai salah satu upaya terapi (fasting therapy) untuk penyembuhan beberapa penyakit degeneratif.

Meskipun penelitian terhadap dampak puasa bagi kesehatan belum banyak dilakukan, beberapa hasil riset menunjukkan manfaat kesehatan puasa, antara lain dapat mengurangi risiko stroke. Puasa juga dapat memperbaiki profil kolesterol darah, yaitu menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat (LDL kolesterol).

Kadar kolesterol darah yang tinggi dalam jangka panjang akan menyumbat saluran pembuluh darah dalam bentuk aterosklerosis (pengapuran atau pengerasan pembuluh darah). Aterosklerosis merupakan cikal-bakal timbulnya penyakit kardiovaskuler (PKV), yaitu suatu penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah. Bila penyumbatan terjadi di otak akan menyebabkan stroke dan bila terjadi di daerah jantung menyebabkan penyakit jantung koroner (PJK).

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa puasa dapat meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan menurunkan lemak kolesterol jahat (LDL). Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan frekuensi makan dari tiga kali menjadi dua kali sehari, sehingga asupan lemak akan menurun.

Pemicu PKV

Kolesterol disintesis di dalam organ hati (sekitar 1.500 mg/hari) dan sisanya diserap dari bahan makanan sehari-hari. Sebanyak 75-80 persen kolesterol dalam tubuh manusia dimetabolisasi untuk pembentukan asam kolat, yang penting untuk pencernaan dan penyerapan lemak.

Bahan makanan hewani, seperti daging berlemak, jeroan, otak, telur (terutama bagian kuningnya), kerang, dan produk olahan susu (krim, susu penuh, keju, mentega,) mengandung kolesterol dalam jumlah tinggi per 100 gramnya, sedangkan kandungan kolesterol yang terdapat pada ikan relatif rendah.

Kolesterol diangkut di dalam aliran darah dalam bentuk molekul besar gabungan lemak dan protein yang disebut lipoprotein. Ada beberapa jenis lipoprotein, tetapi yang paling populer adalah low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL).

LDL dan HDL bekerja berlawanan di dalam tubuh. Kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat meningkatkan risiko menumpuknya deposit lemak di dalam pembuluh darah, sehingga menimbulkan penyumbatan, yang pada gilirannya meningkatkan risiko serangan jantung. Itulah sebabnya kolesterol LDL disebut sebagai kolesterol jahat (bad cholesterol). Sebaliknya, meningkatnya level kolesterol HDL memiliki efek protektif terhadap penyakit jantung. Karena alasan tersebut, kolesterol HDL disebut sebagai kolesterol baik (good cholesterol).

Di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 500 penduduk usia di bawah 18 tahun memiliki kolesterol tinggi, yang disebut sebagai familial hyperlipidemia. Kadar kolesterol tersebut dapat meningkat menjadi 300 mg/100 ml darah atau lebih.

Hal inilah yang menyebabkan mereka mudah terkena serangan jantung atau stroke pada usia 20-an tahun. Sekitar 10 persen anak-anak di AS memiliki kadar kolesterol total melebihi 190 mg/100 ml darah, suatu angka yang tergolong tinggi untuk anak-anak.

Sepanjang Tahun

Dalam menu buka dan sahur, jangan lupa makan kurma. Sebab, selain menyuplai energi, kurma juga kaya akan zat gizi seperti kalium, magnesium, niasin, dan serat pangan (dietary fiber) yang berguna dalam menyehatkan jantung dan pembuluh darah.

Mineral kalium berperan membuat jantung dapat berdenyut teratur, mengaktifkan kontraksi otot, mengendalikan keseimbangan air dalam jaringan dan sel-sel, serta membantu mengatur tekanan darah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan yang kaya kalium (minimal konsumsi kalium 400 mg per hari) dapat mengurangi risiko stroke.

Menurut penelitian, makanan yang sehat untuk jantung dan pembuluh darah adalah yang mengandung rasio kalium(K) dan natrium (Na) minimal 5 berbanding 1. Dalam 100 gram kurma terkandung sekitar 666 mg kalium dan kandungan natriumnya hanya 1 mg, sehingga rasionya 666:1.

Mineral magnesium membantu fungsi saraf dan otot, termasuk pengaturan irama jantung agar tetap normal. Dalam 100 gram kurma terdapat sekitar 34 mg magnesium. Zat gizi niasin (2,2 mg/100 gram kurma) berfungsi membantu pelepasan energi dari makanan dan menjaga fungsi kulit, saraf, dan sistem pencernaan agar tetap normal.

Niasin diduga kuat berperan mencegah dan melawan penyakit jantung. Serat pangan (2,2 gram/100 gram kurma) dilaporkan dapat menurunkan kadar kolesterol darah dengan menghambat penyerapan lemak atau kolesterol dalam usus besar, sehingga kadar kolesterol dalam darah tidak meningkat.

Serat pangan memiliki sifat-sifat khusus yang dapat menimbulkan efek fisiologi dan berpengaruh terhadap metabolisme dalam tubuh. Sifat-sifat yang dimaksud adalah kelarutannya di dalam air, kemampuan mengikat air (water holding capacity), dan viskositas (kemampuan menyerap materi organik maupun non-organik), serta derajat fermentasinya oleh mikroflora usus.

Serat pangan umumnya memperlambat pengosongan lambung, meningkatkan waktu tinggal (transit time) makanan di dalam usus sehingga memperlama perasaan kenyang, dan mengurangi absorpsi nutrisi. Sifat larut air ini berhubungan juga dengan tingginya kemampuan mengikat air dan viskositas serat.

Karena memiliki kemampuan menahan air yang tinggi, serat larut air (soluble dietary fiber) mampu membentuk massa yang viskos di dalam lambung. Massa yang viskos ini menyerap enzim pencernaan dan atau mengurangi kontak antara makanan dengan enzim-enzim tersebut. Massa yang viskos ini juga dideteksi oleh lambung sebagai makanan yang belum tercerna dan karenanya lambat dikeluarkan dari lambung.

Hal yang sama juga terjadi di dalam usus kecil, yakni massa serat yang besar ini lambat dikeluarkan dari usus kecil. Namun, lamanya transit time tidak meningkatkan absorpsi zat gizi oleh sel-sel usus, sebaliknya justru absorpsinya menurun. Hal itu terjadi karena massa tersebut memenuhi sebagian besar volume usus kecil, sehingga mengurangi luas permukaan kontak antara zat gizi dengan dinding usus dan menyebabkan rendahnya tingkat difusi zat makanan. Mengingat besarnya gizi kurma, sebaiknya konsumsi kurma setiap saat sepanjang tahun, bukan hanya saat Ramadan.

Penulis : Prof. DR. Made Astawan, Dosen di Departemen Teknologi dan Pangan IPB

Gara-gara Berjanggut, Pengangkatan PM Mesir dituduh Ideologis

Gara-gara Janggut, Pengangkatan PM Mesir Dituduh Ideologis



Lihatlah Perdana Menteri Mesir yang baru, Hisham Qandil. Perdana Menteri termuda dalam sejarah Mesir itu berjanggut dan tidak berkumis. Gara-gara itulah, sebagaian kalangan menuduh Presiden Mursi memilih Qandil karena alasan ideologis.

Mereka berpendapat, Mursi yang telah berjanji akan merangkul semua kelompok dalam pemerintahannya, memilih Qandil karena ideologi yang tercermin pada janggutnya. Mereka pun menuduh Mursi mengesampingkan tokoh-tokoh yang dipercaya lebih mampu menjadi perdana menteri, seperti penerima Nobel Mohamed ElBaradei dan tokoh politik Ahmed Zewail.

Juru kampanye Ahmad Shafiq, Ahmad Sarhan, menuliskan kekesalannya, “Pelajaran yang dipetik: tumbuhkan janggut!” Seakan ingin mengatakan bahwa jika ingin menjabat dalam pemerintahan yang dipimpin tokoh Islam, maka caranya mudah saja yaitu asal memiliki janggut.

Sementara itu, Hamdy Ibrahim mengomentari keputusan Mursi dengan menulis sindiran di twitter. “Hanya di Mesir, memiliki janggut lebih baik daripada memenangi Nobel,” tulisnya seperti dikutip BBC, Kamis (26/7).

Sebaliknya, banyak pihak yang menilai keputusan Mursi mengangkat Hisham Qandil menjadi Perdana Menteri, Selasa (24/7) lalu, merupakan upaya pembenahan pemerintahan. Teknokrat lulusan Amerika Serikat (AS) yang tidak pernah berafiliasi dengan partai politik itu tercatat sebagai Perdana Menteri termuda dalam sejarah Mesir. Qandil bergabung dalam pemerintahan Mesir dan menjadi Menteri Irigasi sejak Husni Mubarak digulingkan, Februari 2011 lalu. Selain itu, Qandil memegang berbagai jabatan sektor publik dalam masalah air dan teknik serta dalam bidang keuangan. Ia juga menjadi manajer senior di Bank Pembangunan Afrika sebelum memimpin Sektor Perairan Nil Mesir.

Menurut juru bicara Mursi, pengangkatan mantan Menteri Irigasi itu dilakukan setelah melalui banyak studi.

Sombong Vs Ta'at

Sombong vs Ta'at



Pada hari Jum'at (27/7/2012) lalu, terlihat sekelompok Muslim Palestina sedang melakukan sholat berjama'ah (nampaknya siang atau sore) di luar rumah keluarga Muslim bernama Khalid Natshe, yang diusir dari rumah mereka oleh para pemukim Yahudi di timur Yerusalem, Beit Hanina.

Di sela-sela protes, mereka tak lupa waktu sholat, terlihat di sofa seorang Yahudi sedang duduk dengan sombongya, sementara kaum Muslimin sedang bersujud kepada Rabb mereka dengan tunduk.

Lihatlah bagaimana tidak tahu malunya orang Yahudi di samping Muslim yang sedang sujud itu, betapa sombongnya mereka di atas bumi Allah, naudzubillah.

Orang-orang Yahudi terkenal dengan sifat sombong mereka, mereka mengetahui kebenaran tapi mereka berpaling darinya. Allah berfirman: “Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka, jika melihat tiap-tiap ayat (Ku), tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya.” (Al-A’raf: 146)

Jadi, jika kita tidak mau sujud (sholat) kepada Allah, maka kita termasuk orang-orang yang sombong, naudzubillah.

Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi hidayah. Aamiin.

Apa Guna Membaca Al Qur'an ?

Anak Kecil Bertanya Pada Kakeknya: " Apa Guna Baca Al-Qur'an ?"



Di lereng bukit terpencil, di tepi sungai, tinggallah seorang kakek dengan cucu kesayangannya. Sang kakek adalah muslim yang taat, dan gemar membaca Al-Qur'an. Ia selalu memulai harinya dengan membaca ayat demi ayat kalam Ilahi.
Adapun si cucu, ia begitu gemar mengikuti sang kakek dalam setiap tindak-tanduknya.

Pada suatu pagi yang dingin, si cucu curhat pada kakeknya : " Kek, aku sangat gemar baca Al-Qur'an seperti kakek.., tapi seringkali aku ndak paham apa yg kubaca, kalau pun paham sedikit, aku langsung lupa begitu mushaf kututup..?!
Terus, apa gunanya baca Al-Qur'an ?"

Waktu itu kakek sedang menambahkan arang ke tungku perapian, ia menoleh pada cucunya dan dengan lembut ia berkata : " Cucuku, tolong ambil keranjang arang yg kosong itu, isilah dengan air sungai sampai penuh, dan bawa ke sini…"



Tanpa berpikir panjang cucu yang taat ini, langsung beraksi..

Keranjang arang tersebut ia isi sampai penuh, lalu ia membawanya ke gubuk.., tapi ternyata semua air mengalir tumpah dari sela-sela keranjang, dan ia sampai di gubuk dengan keranjang kosong..

Melihat itu sang kakek tersenyum, ia berkata : " Coba lagi, mungkin tadi kau kurang cepat , bawalah dengan berlari.."

Si cucu mencoba lagi, ia isi keranjang sampai penuh, kemudian menetengnya sambil berlari cepat. Namun sayang, sesampainya di gubuk, keranjang itu telah kosong..

Dengan jengkel si cucu protes : " Kek, sepertinya mustahil aku bisa membawakanmu air dengan keranjang ini.., biar ku ambil pakai ember saja..!"

Kakek tersenyum dan berkata : " Kakek nggak minta kau ambil air dengan ember, tapi kakek minta ambil dengan keranjang ini.., mungkin usahamu belum maksimal..

Kakek kemudian keluar menuju sungai bersama cucunya, untuk mengajari cara mengisi air ke dalam kranjang, sedang dalam hatinya si cucu yakin perbuatan itu mustahil berhasil, dan dia akan buktikan pada kakeknya bahwa dia benar.

Sampai di tepi sungai, ia langsung mengisi keranjang dan mengangkatnya dengan cepat, dengan rasa puas ia berkata : " Gimana kek, mustahil kan keranjang ini bisa penuh ?! "

Saatnya tiba, kakek ingin memberikan pelajaran berharga pada cucunya : "Cucuku, coba perhatikan keranjang arang ini ."

Si cucu melihat keranjang tersebut, dan ia langsung sadar bahwa keranjang ini telah berubah, keranjang ini jadi bersih luar - dalam.

Sang kakek pun menjelaskan : " Seperti inilah yang terjadi saat kau membaca Al-Qur'an, terkadang kau tidak paham maknanya, kadangkala kau lupa maknanya, atau lupa akan ayat-ayat yg telah kau hapal..,

Tapi jika kau mebacanya terus menerus, kau akan merasakan perubahan..semakin lama kau akan semakin bersih, luar dan dalam ! "
…………………..

Saudaraku, marilah kita bersihkan hati dan jiwa dengan membaca, memahami, menghayati, dan mengamalkan Al-Qur'an.

Bulan Ramadhan sudah diambang pintu, bersiaplah, dan jangan sia-siakan kesemptan emas ini.

Obrolan 2 tokoh agama tentang Babi

Babi itu kan haram untuk semua umat Islam saja



”Pak kyai, sebagai non muslim, saya suka bertanya-tanya, Islam itu suka ngada-ngada ya?”, seorang dengan penampilan khas tiba-tiba menghadang kyai, lepas kyai memberikan ceramah.

”Ngada-ngada bagaimana?”, kyai heran. Kok bisa-bisanya ada orang tanpa permisi maen nyelonong kaya begitu. Mancing-mancing lagi.

”Babi kan diharamkan dalam Islam”, orang itu menangkap ceramah kyai soal keharaman babi. Rupanya orang ini memang punya niat melempar masalah, bukan sekedar mancing-mancing.

”Betul”, kyai menanggapi adem.

”Tapi kok, Allah yang mengharamkan babi, malah nyiptain babi? Ini kan buang-buang energi namanya. Sudah
diharamkan, diciptakan juga”, orang itu segera menumpahkan isi hatinya. Wah, reseh nih orang kata kyai dalam hati.

”Kan larangan makan babi memang untuk orang Islam”, kyai masih anteng menanggapi tanpa ekspresi.

”Tapi kan yang nyiptain babi tuhannya orang Islam”, orang ini seolah bernafsu menekuk kyai dengan cecaran jurus-jurus silat lidahnya yang masih kelihatan kaku. Mungkin sedang nyoba ilmu.

”Loh, memang tuhan sampeyan engga bisa bikin babi?”, kyai mulai pasang kuda-kuda dan melempar jurus dasar.

”Bisa. Tapi sudah cukup diwakili tuhannya Kyai”, orang itu mampu berkelit.

”Oooo begitcuuuu”, kyai mundur sedikit. Otaknya mulai bekerja lebih serius.

”Iyaaa laaaah, ngapain cape-cape kalo ada yang bisa menyediakan fasilitas”, orang ini semakin mengumbar jurus porovokasi. Pede sekali dia. Saking pedenya, disangkanya dia pasti akan berhasil melumpuhkan otak kyai kampung itu. Dia belum sepenuhnya tahu, kyai memang orang kampung, tapi otaknya seperti lulusan Al-Azhar, Kairo, Mesir. Mesir yang sekarang lagi banyakj demo anti Husni Mubarak.

”Trus, apa aja yang dibikin tuhan sampeyan”, clingngng!, tiba-tiba lampu bohlam di dalam kepala kyai menyala. Teraaang banget. Kaya Philips 100 watt.

”Banyak laaah”., begitu confident.

”Apakah sampeyan diciptakan oleh tuhan sampeyan”, kyai kembali mengeluarkan jurus dasar.

”Ooo pasti. Manusia itu lebih mulia dari apapun. Apalagi dibanding babi. Makanya tuhan saya engga menciptakan babi, tapi memilih menciptakan manusia”, orang itu menangkis berlebihan. Jurus dasar kyai diladeni dengan jurus level empat.

”Apakah isteri sampeyan juga diciptakan tuhan sampeyan?”, kyai masih tidak beranjak dari jurus dasar.

”Isteri?... ohh, maaf saya tidak menikah”, nah, kali ini orang itu terperosok. Kakinya nyangkut celananya sendiri.

”Kalo soal nikah atau tidak, itu urusan sampeyan. Maksud saya apakah wanita juga diciptakan tuhan sampeyan?”, kyai tahu sekarang. Bohlam di kepalanya makin terang.

”Iya laaaah, wanita juga kan manusia”, tidak disadari, pertahanan orang itu makin kendor. Kuda-kudanya mulai goyah karena lepas kendali.

”Tapi, mengapa sampeyan tidak menikah?”, telak. Kyai memutar balik kata-kata orang itu. Ibarat pedang ditangan orang itu, ditekuk kyai mengarah ke dadanya sendiri.

”Dalam agama saya, saya adalah manusia suci dan dalam posisi yang tidak dibolehkan menikah”, orang itu masih menyimpan sisa-sisa keberaniannya. Dia tidak sadar bahwa perlawanannya sedikit lagi akan berakhir.

”Mengapa begitu?”, kyai menguras tenaga orang itu dan memancingnya semakin berani.

”Agar saya tetap fokus melayani tuhan”, orang itu makin tersudut, tapi masih belum nyadar bahwa ia tersudut.

”Tapi mengapa tuhan sampeyan membuat wanita, padahal sampeyan sendiri tidak boleh menikah. Melarang menikahi wanita, malah nyiptain wanita. Ini kan buang-buang energi namanya”, umpan terakhir diberi kyai.

”Eit, sabar kyai, itu berlaku hanya untuk saya. Yang laen tidak. Silahkan menikah. Kalo babi kan haram untuk semua orang Islam”, tamat.

”Lhaa ... ya sudah. Babi itu kan haram untuk semua umat Islam saja, yang laen tidak. Silahkan makan babi kalo emang doyan. Wong babinya aja kaga protes dijadiin sebagai babi haram!”.

Keh keh keh keh.,.,

Kisah Raja Faisal & Masjid Al Aqsho

Minyak... dan al aqsha


Ketika Raja Faisal memutus pasokan minyak hingga negara-negara barat mengalami krisis minyak pada Oktober 1973, ia melontarkan kalimat yang terkenal :

"Kami dan leluhur kami telah mampu bertahan hidup dari kurma dan susu, dan kami akan kembali dengan cara itu lagi
untuk bertahan hidup (tanpa bantuan barang-barang dari barat)"

Di hari itu, Henry Kissinger (Menteri Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat) mengunjungi Raja Faisal dan mencoba membujuknya untuk menarik
keputusannya. Dalam memoarnya, ia menjumpai sang Raja sedang murung, maka Henry Kissinger mencoba melontarkan sebuah lelucon untuk menghibur sang Raja:



"Pesawatku kehabisan minyak, berkenankah yang mulia memerintahkan orang agar mengisinya dengan minyak kembali? Dan kami siap membayarnya dengan kurs internasional"

Namun sang Raja tak tertawa sedikitpun, ia memandang Henry Kissinger sambil berkata:

"Dan aku hanyalah seorang lelaki tua yang mendambakan untuk dapat beribadah (sholat dan do`a) di Masjidil Aqsa (Al Aqsa)... maka maukah engkau (Amerika) mengabulkan permintaanku ini?"

Note: Ini adalah sebuah sindiran balik sang Raja untuk Amerika yang mendukung penjajahan Israel atas tanah Palestina (Al Aqsa)... sayangnya negeri-negeri Arab seolah lupa dengan kisah nan mahsyur ini. Namun semoga kita dan generasi selanjutnya tak `kan lupa.

Kholifah Umar bin Khottob


Sebagai seorang khalifah pengganti Abu bakar pada tahun 634 H kekuasaan islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium).

Keberhasilan Umar bin Khattab dalam menaklukan imperium besar (Persia dan Romawi) tidak lepas dari sosoknya yang tegas, dan sangat bersahaja.
Berikut kami kisahkan beberapa contoh teladan dari Umar bin khattab.



HURMUZAN dan UMAR BIN KHATTAB

Dengan ditemani Anas Bin Malik, Hurmuzan datang dengan kebesaran dan kemegahannya. Dengan diikuti pemuka-pemuka terkenal dan seluruh anggota keluarganya, Hurmuzan memasuki Madinah dengan menampilkan keagungan dan kemuliaan seorang raja. Perhiasan yang bertatah permata melekat di dahi. Sementara mantel sutra yang mewah menutupi pundaknya.Sementara itu sebilah pedang bengkok dengan hiasan batu-batu mulia menggantung disabuknya. Ia bertanya-tanya dimana Amirul Mu’minin bertempat tinggal. Ia membayangkan bahwa Umar bin Khattab yang kemasyhurannya tersebar keseluruh dunia pasti tinggal di Istana yang sangat megah.

Sampai di Madinah mereka langsung menuju tempat kediaman Umar. Tetapi mereka diberitahu bahwa Umar sudah pergi ke Masjid sedang menerima delegasi dari Kufah. Mereka pun bergegas ke Masjid. Tetapi tidak juga bertemu Umar. Melihat rombongan itu, anak-anak di Madinah mengerti maksud kedatangan mereka. Lalu diberitahukan bahwa Amirul Mu’minin sedang tidur di beranda kanan masjid dengan menggunakan mantelnya sebagai bantal seorang diri. Betapa terkejutnya Hurmuzan, ketika ditunjukan bahwa Umar adalah lelaki yang berpakaian seadanya yang tidur di Masjid itu. Hurmuzan beserta rombongannya nyaris tak percaya, tetapi memang itulah kenyataannya.

Sambil berdecak kagum Hurmuzan mengatakan, “Engkau, wahai Umar, telah memerintah dengan adil, lalu engkau aman dan engkau pun bisa tidur dengan nyaman”.

TUNJANGAN UNTUK UMAR BIN KHATTAB

Tatkala ‘Umar ibn al-Khaththâb r.a. diangkat menjadi Khalifah, ditetapkanlah baginya tunjangan sebagaimana yang pernah diberikan kepada Khalifah sebelumnya, yaitu Abû Bakar r.a. Pada suatu saat, harga-harga barang di pasar mulai merangkak naik. Tokoh-tokoh Muhajirin seperti ‘Utsmân, ‘Alî, Thalhah, dan Zubair berkumpul serta menyepakati sesuatu. Di antara mereka ada yang berkata, “Alangkah baiknya jika kita mengusulkan kepada ‘Umar agar tunjangan hidup untuk beliau dinaikkan.Jika ‘Umar menerima usulan ini, kami akan menaikkan tunjangan hidup beliau.”‘

Alî kemudian berkata, “Alangkah bagusnya jika usulan seperti ini diberikan pada waktu-waktu yang telah lalu.”Setelah itu, mereka berangkat menuju rumah ‘Umar. Namun, Utsmân menyela seraya berkata, “Sebaiknya usulan kita ini jangan langsung disampaikan kepada ‘Umar. Lebih baik kita memberi isyarat lebih dulu melalui puteri beliau, Hafshah. Sebab, saya khawatir, ‘Umar akan murka kepada kita.”Mereka lantas menyampaikan usulan tersebut kepada Hafshah seraya memintanya untuk bertanya kepada ‘Umar, yakni tentang bagaimana pendapatnya jika ada seseorang yang mengajukan usulan mengenai penambahan tunjangan bagi Khalifah ‘Umar.“Apabila beliau menyetujuinya, barulah kami akan menemuinya untuk menyampaikan usulan tersebut. Kami meminta kepadamu untuk tidak menyebutkan nama seorang pun di antara kami,” demikian kata mereka.Ketika Hafshah menanyakan hal itu kepada ‘Umar, beliau murka seraya berkata, “Siapa yang mengajari engkau untuk menanyakan usulan ini?”Hafshah menjawab, “Saya tidak akan memberitahukan nama mereka sebelum Ayah memberitahukan pendapat Ayah tentang usulan itu.

Umar kemudian berkata lagi, “Demi Allah, andaikata aku tahu siapa orang yang mengajukan usulan tersebut, aku pasti akan memukul wajah orang itu.”Setelah itu, ‘Umar balik bertanya kepada Hafshah, istri Nabi saw., “Demi Allah, ketika Rasulullah saw. masih hidup, bagaimanakah pakaian yang dimiliki oleh beliau di rumahnya?”Hafshah menjawab, “Di rumahnya, beliau hanya mempunyai dua pakaian. Satu dipakai untuk menghadapi para tamu dan satu lagi untuk dipakai sehari-hari.”‘Umar bertanya lagi, “Bagaimana makanan yang dimiliki oleh Rasulullah?”Hafshah menjawab, “Beliau selalu makan dengan roti yang kasar dan minyak samin.”‘Umar kembali bertanya, “Adakah Rasulullah mempunyai kasur di rumahnya?”Hafshah menjawab lagi, “Tidak, beliau hanya mempunyai selimut tebal yang dipakai untuk alas tidur di musim panas. Jika musim dingin tiba, separuhnya kami selimutkan di tubuh, separuhnya lagi digunakan sebagai alastidur.”‘Umar kemudian melanjutkan perkataannya, “Hafshah, katakanlah kepada mereka, bahwa Rasulullah saw.

selalu hidup sederhana. Kelebihan hartanya selalu beliau bagikan kepada mereka yang berhak. Oleh karena itu, aku punakan mengikuti jejak beliau. Perumpamaanku dengan sahabatku—yaitu Rasulullah dan Abû Bakar—adalah ibarat tiga orang yang sedang berjalan. Salah seorang di antara ketiganya telah sampai di tempat tujuan, sedangkanyang kedua menyusul di belakangnya. Setelah keduanya sampai, yang ketiga pun mengikuti perjalanan keduanya. Ia menggunakan bekal kedua kawannya yangterdahulu. Jika ia puas dengan bekal yang ditinggalkan kedua kawannya itu, ia akan sampai di tempat tujuannya, bergabung dengan kedua kawannya yang telah tiba lebih dahulu. Namun, jika ia menempuh jalan yang lain, ia tidak akan bertemu dengan kedua kawannya itu di akhirat.”(Sumber: Târîkh ath-Thabarî, jilid I, hlm. 164).

UMAR r.a DAN RAKYAT YANG KELAPARAN

Suatu malam, Sang Khalifah menemukan sebuah gubuk kecil yang dari dalamnya nyaring terdengar suara tangis anak-anak. Umar mendekat dan memerhatikan dengan seksama keadaan gubuk itu. Ia dapat melihat ada seorang ibu yang dikelilingi anak-anaknya.

Ibu itu kelihatan sedang memasak sesuatu. Tiap kali anak-anaknya menangis, sang Ibu berkata, “Tunggulah! Sebentar lagi makanannya akan matang.”

Selagi Umar memerhatikan di luar, sang ibu terus menenangkan anak-anaknya dan mengulangi perkataannya bahwa makanan sebentar lagi akan matang.

Umar menjadi penasaran. Setelah memberi salam dan meminta izin, dia memasuki gubuk itu dan bertanya kepada sang ibu, "Mengapa anak-anak Ibu tak berhenti menangis?”

“Itu karena mereka sangat lapar,” jawab si ibu.

“Mengapa tidak ibu berikan makanan yang sedang Ibu masak sedari tadi itu?”

“Tidak ada makanan. Periuk yang sedari tadi saya masak hanya berisi batu untuk mendiamkan anak-anak. Biarlah mereka berpikir bahwa periuk itu berisi makanan. Mereka akan berhenti menangis karena kelelahan dan tertidur.”

“Apakah Ibu sering berbuat begini?” tanya Umar ingin tahu.

“Ya. Saya sudah tidak memiliki keluarga ataupun suami tempat saya bergantung. Saya sebatang kara,” jawab si ibu datar, berusaha menyembunyikan kepedihan hidupnya.

“Mengapa Ibu tidak meminta pertolongan kepada Khalifah? Sehingga beliau dapat menolong Ibu beserta anak-anak Ibu dengan memberikan uang dari Baitul Mal? Itu akan sangat membantu kehidupan ibu dan anak-anak,” nasihat Umar.

“Khalifah telah berbuat zalim kepada saya,” jawab si ibu.

“Bagaimana Khalifah bisa berbuat zalim kepada ibu?” sang Khalifah ingin tahu.

“Saya sangat menyesalkan pemerintahannya. Seharusnya ia melihat kondisi rakyatnya dalam kehidupan nyata. Siapa tahu, ada banyak orang yang senasib dengan saya.”

Umar berdiri dan berkata, “Tunggu sebentar, Bu. Saya akan segera kembali!”

Pada malam yang telah larut itu, Umar segera bergegas ke Madinah, menuju Baitul Mal. Ia segera mengangkat sekarung gandum yang besar di pundaknya. Abbas, sahabatnya membantu membawa minyak samin untuk memasak.

Maka, ketika Khalifah menyerahkan sekarung gandum yang besar kepada si ibu beserta anak-anaknya yang miskin, bukan main gembiranya mereka menerima bahan makanan dari lelaki yang tidak dikenal ini.

Umar berpesan agar ibu itu datang menemui Khalifah keesokan harinya untuk mendaftarkan dirinya dan anak-anaknya di Baitul Mal.
Setelah keesokan harinya, ibu dan anak-anaknya pergi untuk menemui Khalifah. Dan betapa sangat terkejutnya si ibu begitu menyaksikan bahwa lelaki yang telah menolongnya tadi malam adalah Khalifahnya sendiri, Khalifah Umar bin Khattab.
Segera saja si ibu minta maaf atas kekeliruannya yang telah menilai bahwa khalifahnya zalim terhadapnya. Namun Sang Khalifah tetap mengaku bahwa dirinyalah yang telah bersalah.

MENGGALI PARIT SEORANG DIRI

Umar bin Khattab tidak saja di kenal sebagai khalifah yang berwibawa, tapi juga sederhana dan merakyat. Untuk mengetahui keadaan rakyatnya, Umar tak segan-segan menyamar jadi rakyat biasa.

Ia sering berjalan-jalan ke pelosok desa seorang diri. Pada saat seperti itu tak seorang pun mengenalinya bahwa ia sesungguhnya kepala pemerintahan. Kalau ia menjumpai rakyatnya sedang kesusahan, ia pun segera memberi bantuan.

Umar sadar, apa yang ada di tangannya saat itu bukanlah miliknya melainkan milik rakyat. Untuk itu Umar melarang keras anggota keluarganya berfoya-foya. Ia selalu berhemat dalam menggunakan keperluannya sehari-hari. Karena hematnya, untuk menggunakan lampu saja keluarga amirulmukminin ini amat berhati-hati. Lampu minyak itu baru dinyalakan bila ada pembicaraan penting. Jika tidak, lebih baik tidak pakai lampu.

“Anak-anakku, lebih baik kita bicara dalam gelap. Sebab, minyak yang digunakan untuk menyalakan lampu ini milik rakyat!” sahut khalifah ketika anaknya ingin bicara di tengah malam.

Dalam hidupnya, Umar senantiasa memegang teguh amanat yang diembankan rakyat di pundaknya. Pribadi Umar yang begitu mulia terdengar dimana-mana. Seluruh rakyat sangat menghormatinya. Rupanya, cerita tentang keagungan Khalifah Umar ini terdengar pula oleh seorang raja negara tetangga. Raja tertarik dan ingin sekali bertemu dengan Umar.

Maka pada suatu hari dipersiapkanlah tentara kerajaan untuk mengawalnya berkunjung ke pemerintahan Umar. Ketika raja itu sampai di gerbang kota Madinah, dilihatnya seorang lelaki sedang sibuk menggali parit dan membersihkan got di pinggir jalan. Lalu, di panggilnya laki-laki itu.

“Wahai saudaraku!” seru raja sambil duduk di atas pelana kuda kebesarannya.

“Bisakah kau menunjukkan di mana letak istana dan singgasana Umar?” tanyanya kemudian. Lelaki itu segera menghentikan pekerjaannya. Lalu, ia memberi hormat.

“Wahai Tuan, Umar manakah yang Tuan maksudkan?” si penggali parit balik bertanya.” Umar bin Khattab kepala pemerintahan kerajaan Islam yang terkenal bijaksana dan gagah berani,” kata raja. Lelaki penggali parit itu tersenyum. “Tuan salah terka. Umar bin Khattab kepala pemerintahan Islam sebenarnya tidak punya istana dan singgasana seperti yang tuan duga. Ia orang biasa seperti saya,” terang si penggali parit,”.

“Ah benarkah? Mana mungkin kepala pemerintahan Islam yang terkenal agung seantero negeri itu tak punya istana?” raja itu mengerutkan dahinya.

“Tuan tidak percaya? Baiklah, ikuti saya,” sahut penggali parit itu.

Lalu diajaknya rombongan raja itu menuju “istana” Umar. Setelah berjalan menelusuri lorong-lorong kampung, pasar, dan kota, akhirnya mereka tiba di depan sebuah rumah sederhana. Diajaknya tamu kerajaan itu masuk dan dipersilakannya duduk. Penggali parit itu pergi ke belakang dan ganti pakaian. Setelah itu ditemuinya tamu kerajaan itu. “Sekarang antarkanlah kami ke kerajaan Umar!”kata raja itu tak sabar.

Penggali parit tersenyum. “Tuan raja, tadi sudah saya katakan bahwa Umar bin Khattab tidak mempunyai kerajaan. Bila tuan masih juga bertanya di mana letak kerajaan Umar itu, maka saat ini juga tuan-tuan sedang berada di dalam istana Umar!”

Hah?!” Raja dan para pengawalnya terbelalak. Tentu saja mereka terkejut. Sebab, rumah yang di masukinya itu tidak menggambarkan sedikitpun sebagai pusat kerajaan. Meski rumah itu tampak bersih dan tersusun rapi, namun sangat sederhana.

Rupanya raja tak mau percaya begitu saja. Ia pun mengeluarkan pedangnya. Lalu berdiri sambil mengacungkan pedangnya.

“Jangan coba-coba menipuku! Pedang ini bisa memotong lehermu dalam sekejap!” ancamnya melotot.

Penggali parit itu tetap tersenyum. Lalu dengan tenangnya, ia pun berdiri.” Di sini tidak ada rakyat yang berani berbohong. Bila ada, maka belum bicara pun pedang telah menebas lehernya. Letakkanlah pedang Tuan. Tak pantas kita bertengkar di istana Umar,” kata penggali parit. Dengan tenang ia memegang pedang raja dan memasukkannya kembali pada sarungnya.

Raja terkesima melihat keberanian dan ketenangan si penggali parit. Antara percaya dan tidak, dipandanginya wajah penggali parit itu. Lantas, ia menebarkan kembali pandangannya menyaksikan “istana” Umar itu. Muncullah pelayan-pelayan dan pengawal-pengawal untuk menjamu mereka dengan upacara kebesaran. Namun, raja itu belum juga percaya.

“Benarkah ini istana Umar?”tanyanya pada pelayan-pelayan.

“Betul, Tuanku, inilah istana Umar bin Khattab,” jawab salah seorang pelayan.

“Baiklah,” katanya. Raja memang harus mempercayai ucapan pelayan itu.

“Tapi, dimanakah Umar? Tunjukkan padaku, aku ingin sekali bertemu dengannya dan bersalaman dengannya!” ujar sang raja.

Dengan sopan pelayan itu pun menunjuk ke arah lelaki penggali parit yang duduk di hadapan raja.” Yang duduk di hadapan Tuan adalah Khalifah Umar bin Khattab” sahut pelayan itu.

“Hah?!” Raja kini benar-benar tercengang. Begitu pula para pengawalnya.

“Jad…jadi, anda Khalifah Umar itu…?” tanya raja dengan tergagap.

Si penggali parit mengangguk sambil tersenyum ramah.

“Sejak kita pertemu pertama kali di pintu gerbang kota Madinah, sebenarnya Tuan sudah berhadapan dengan Umar bin Khattab!” ujarnya dengan tenang.

Kemudian raja itu pun langsung menubruk Umar dan memeluknya erat sekali. Ia sangat terharu bahkan menangis melihat kesederhanaan Umar. Ia tak menyangka, Khalifah yang namanya disegani di seluruh negeri itu, ternyata rela menggali parit seorang diri di pinggir kota.

Sejak itu, raja selalu mengirim rakyatnya ke kota Madinah untuk mempelajari agama Islam.

MAKANAN ENAK UNTUK KHALIFAH

Kisah Umar bin Khattab bisa menjadi cermin bagi kita. Ketika Utbah bin Farqad, Gubernur Azerbaijan, di masa pemerintahan Umar bin Khattab disuguhi makanan oleh rakyatnya. Kebiasaan yang lazim kala itu. Dengan senang hati gubernur menerimanya seraya bertanya “Apa nama makanan ini?”. “Namanya Habish, terbuat dari minyak samin dan kurma”, jawab salah seorang dari mereka.

Sang Gubernur segera mencicipi makanan itu. Sejenak kemudian bibirnya menyunggingkan senyum. “Subhanallah” Betapa manis dan enak makanan ini. Tentu kalau makanan ini kita kirim kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab di Madinah dia akan senang, ujar Utbah.

Kemudian ia memerintahkan rakyatnya untuk membuat makanan dengan kadar yang diupayakan lebih enak. Setelah makanan tersedia, sang gubenur memerintahkan anak buahnya untuk berangkat ke madinah dan membawa habish untuk Khaliofah Umar bin Khattab. Sang khalifahsegera membuka dan mencicipinya. “Makanan Apan ini?” tanya Umar.

“Makanan ini namanya Habish. Makanan paling lezat di Azerbaijan,” jawab salah seorang utusan.

“Apakah seluruh rakyat Azerbaijan bia menikmati makanan ini?’, tanya Umar lagi.

“Tidak. tidak semua bisa menikmatinya”, jawab utusan itu gugup

Wajah Khalifah langsung memerah pertanda marah. Ia segera memrintahkan kedua utusan itu untuk membawa kembali habish ke negrinya. Kepada Gubernurnya ia menulis surat “………makanan semanis dan seselezat ini bukan dibuat dari uang ayah dan ibumu. Kenyangkan perut rakyatmu dengan makanan ini sebelum engkau mengenyangkan perutmu”

UMAR r.a DIMATA PEMIMPIN NASRANI

Berita kedatangan bala bantuan kepada pasukan Muslim yang tengah mengepung kota membuat pasukan dan warga Kristen dan Yahudi yang berdiam di dalam kota menjadi ciut. Mengingat kedudukan Yerusalem sebagai kota suci, sebenarnya pasukan Muslim enggan menumpahkan darah di kota itu. Sementara kaum Kristen yang mempertahankan kota itu juga sadar mereka tidak akan mampu menahan kekuatan pasukan Muslim. Menyadari memperpanjang perlawanan hanya akan menambah penderitaan yang sia-sia bagi penduduk Yerusalem, maka Patriarch Yerusalem, Uskup Agung Sophronius mengajukan perjanjian damai. Permintaan itu disambut baik Panglima Amru bin Ash, sehingga Yerusalem direbut dengan damai tanpa pertumpahan darah setetespun.

Walaupun demikian, Uskup Agung Sophronius menyatakan kota suci itu hanya akan diserahkan ke tangan seorang tokoh yang terbaik di antara kaum Muslimin, yakni Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu. Sophronius menghendaki agar Amirul Mukminin tersebut datang ke Yerusalem secara pribadi untuk menerima penyerahan kunci kota suci tersebuit. Biasanya, hal ini akan segera ditolak oleh pasukan yang menang. Namun tidak demikian yang dilakukan oleh pasukan Muslim. Bisa jadi, warga Kristen masih trauma dengan dengan peristiwa direbutnya kota Yerusalem oleh tentara Persia dua dasawarsa sebelumnya di mana pasukan Persia itu melakukan perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, dan juga penajisan tempat-tempat suci. Walau orang-orang Kristen telah mendengar bahwa perilaku pasukan kaum Muslimin ini sungguh-sungguh berbeda, namun kecemasan akan kejadian dua dasawarsa dahulu masih membekas dengan kuat. Sebab itu mereka ingin jaminan yang lebih kuat dari Amirul Mukminin.

Panglima Abu Ubaidah memahami psikologis penduduk Yerusalem tersebut. Ia segera meneruskan permintaan tersebut kepada Khalifah Umar r.a. yang berada di Madinah. Khalifah Umar segera menggelar rapat Majelis Syuro untuk mendapatkan nasehatnya. Utsman bin Affan menyatakan bahwa Khalifah tidak perlu memenuhi permintaan itu karena pasukan Romawi Timur yang sudah kalah itu tentu akhirnya juga akan menyerahkan diri. Namun Ali bin Abi Thalib berpandangan lain. Menurut Ali, Yerusalem adalah kota yang sama sucinya bagi umat Islam, Kristen, dan Yahudi, dan sehubungan dengan itu, maka akan sangat baik bila penyerahan kota itu diterima sendiri oleh Amirul Mukminin. Kota suci itu adalah kiblat pertama kaum Muslimin, tempat persinggahan perjalanan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Salam pada malam hari ketika beliau ber-isra’ dan dari kota itu pula Rasulullah ber-mi’raj. Kota itu menyaksikan hadirnya para anbiya, seperti Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan Nabi Isa. Umar akhirnya menerima pandangan Ali dan segera berangkat ke Yerusalem. Sebelum berangkat, Umar menugaskan Ali untuk menjalankan fungsi dan tugasnya di Madinah selama dirinya tidak ada.

Kepergian Khalifah Umar hanya ditemani seorang pelayan dan seekor unta yang ditungganginya bergantian. Ketika mendekati Desa Jabiah di mana panglima dan para komandan pasukan Muslim telah menantikannya, kebetulan tiba giliran pelayan untuk menunggang unta tersebut. Pelayan itu menolak dan memohon agar khalifah mau menunggang hewan tersebut. Tapi Umar menolak dan mengatakan bahwa saat itu adalah giliran Umar yang harus berjalan kaki. Begitu sampai di Jabiah, masyarakat menyaksikan suatu pemandangan yang amat ganjilyang belum pernah terjadi, ada pelayan duduk di atas unta sedangkan tuannya berjalan kaki menuntun hewan tunggangannya itu dengan mengenakan pakaian dari bahan kasar yang sangat sederhana. Lusuh dan berdebu, karena telah menempuh perjalanan yang amat jauh.

Di Jabiah, Abu Ubaidah menemui Khalifah Umar. Abu Ubaidah sangat bersahaya, mengenakan pakaian dari bahan yang kasar. Khalifah Umar amat suka bertemu dengannya. Namun ketika bertemu dengan Yazid bin Abu Sofyan, Khalid bin Walid, dan para panglima lainnya yang berpakaian dari bahan yang halus dan bagus, Umar tampak kurang senang karena kemewahan amat mudah menggelincirkan orang ke dalam kecintaan pada dunia.

Kepada Umar, Abu Ubaidah melaporkan kondisi Suriah yang telah dibebaskannya itu dari tangan Romawi Timur. Setelah itu, Umar menerima seorang utusan kaum Kristen dari Yerusalem. Di tempat itulah Perjanjian Aelia (istilah lain Yerusalem) dirumuskan dan akhirnya setelah mencapai kata sepakat ditandatangani. Berdasarkan perjanjian Aelia itulah Khalifah Umar r.a. menjamin keamanan nyawa dan harta benda segenap penduduk Yerusalem, juga keselamatan gereja, dan tempat-tempat suci lainnya. Penduduk Yerusalem juga diwajibkan membayar jizyah bagi yang non-Muslim. Barang siapa yang tidak setuju, dipersilakan meninggalkan kota dengan membawa harta-benda mereka dengan damai. Dalam perjanjian itu ada butir yang merupakan pesanan khusus dari pemimpin Kristen yang berisi dilarangnya kaum Yahudi berada di Yerusalem. Ketentuan khusus ini berangsur-angsur dihapuskan begitu Yerusalem berubah dari kota Kristen jadi kota Muslim.

Perjanjian Aeliasecara garis besar berbunyi: “Inilah perdamaian yang diberikan oleh hamba Allah ‘Umar, Amirul Mukminin, kepada rakyat Aelia: dia menjamin keamanan diri, harta benda, gereja-gereja, salib-salib mereka, yang sakit maupun yang sehat, dan semua aliran agama mereka. Tidak boleh mengganggu gereja mereka baik membongkarnya, mengurangi, maupun menghilangkannya sama sekali, demikian pula tidak boleh memaksa mereka meninggalkan agama mereka, dan tidak boleh mengganggu mereka. Dan tidak boleh bagi penduduk Aelia untuk memberi tempat tinggal kepada orang Yahudi.”

Setelah itu, Umar melanjutkan perjalanannya ke Yerusalem. Lagi-lagi ia berjalan seperti layaknya seorang musafir biasa. Tidak ada pengawal. Ia menunggang seekor kuda yang biasa, dan menolak menukarnya dengan tunggangan yang lebih pantas.

Di pintu gerbang kota Yerusalem, Khalifah Umar disambut Patriarch Yerusalem, Uskup Agung Sophronius, yang didampingi oleh pembesar gereja, pemuka kota, dan para komandan pasukan Muslim. Para penyambut tamu agung itu berpakaian berkilau-kilauan, sedang Umar hanya mengenakan pakaian dari bahan yang kasar dan murah. Sebelumnya, seorang sahabat telah menyarankannya untuk mengganti dengan pakaian yang pantas, namun Umar berkata bahwa dirinya mendapatkan kekuatan dan statusnya berkat iman Islam, bukan dari pakaian yang dikenakannya. Saat Sophronius melihat kesederhanaan Umar, dia menjadi malu dan mengatakan, “Sesungguhnya Islam mengungguli agama-agama manapun.”

Di depan The Holy Sepulchure (Gereja Makam Suci Yesus), Uskup Sophronius menyerahkan kunci kota Yerusalem kepada Khalifa Umar r.a. Setelah itu Umar menyatakan ingin diantar ke suatu tempat untuk menunaikan shalat. Oleh Sophronius, Umar diantar ke dalam gereja tersebut. Umar menolak kehormatan itu sembari mengatakan bahwa dirinya takut hal itu akan menjadi preseden bagi kaum Muslimin generasi berikutnya untuk mengubah gereja-gereja menjadi masjid. Umar lalu dibawa ke tempat di mana Nabi Daud Alaihissalam konon dipercaya shalat dan Umar pun shalat di sana dan diikuti oleh umat Muslim. Ketika orang-orang Romawi Bizantium menyaksikan hal tersebut, mereka dengan kagum berkata, kaum yang begitu taat kepada Tuhan memang sudah sepantasnya ditakdirkan untuk berkuasa. “Saya tidak pernah menyesali menyerahkan kota suci ini, karena saya telah menyerahkannya kepada ummat yang lebih baik …,” ujar Sophronius.

Umar tinggal beberapa hari di Yerusalem. Ia berkesempatan memberi petunjuk dalam menyusun administrasi pemerintahan dan yang lainnya. Umar juga mendirikan sebuah masjid pada suatu bukit di kota suci itu. Masjid ini sekarang disebut sebagai Masjid Umar. Pada upacara pembangunan masjid itu, Bilal r.a. – bekas budak berkulit hitam yang sangat dihormati Khalifah Umar melebihi dirinya – diminta mengumandangkan adzan pertama di bakal tempat masjid yang akan didirikan, sebagaimana adzan yang biasa dilakukannya ketika Rasulullah masih hidup. Setelah Rasulullah saw wafat, Bilal memang tidak mau lagi mengumandangkan adzan. Atas permintaan Umar, Bilal pun melantunkan adzan untuk menandai dimulainya pembangunan Masjid Umar. Saat Bilal mengumandangkan adzan dengan suara yang mendayu-dayu, Umar dan kaum Muslimin meneteskan air mata, teringat saat-saat di mana Rasulullah masih bersama mereka. Ketika suara adzan menyapu bukit dan lembah di Yerusalem, penduduk terpana dan menyadari bahwa suatu era baru telah menyingsing di kota suci tersebut.