Kamis, 02 Agustus 2012

Timbulnya Perpecahan Ummat Islam

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ {رواه أبو داود}

“Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari ahli Kitab, mereka bercerai berai atas 72 golongan, dan sesungguhnya millah (ummat Islam) ini akan bercerai-berai menjadi 73 millah; 72 masuk Neraka dan satu dalam Jannah, yakni Al Jama’ah.* “ (H.R. Abu Dawud. Sunan Abu Dawud, Kitabus Sunnah, bab Syarhus Sunnah, juz 4, halaman 198, hadits nomor 4597; Musnad Ahmad, juz 4, halaman 102; Al Hakim, juz 1, halaman 128; Sunan Ad Darimy, Kitab Al Aisir, bab Iftiraq Hadzihil Ummah, juz 2, halaman 241; Al Ajiry dalam Syari’ah, halaman 18; Al Likaiy dalam Syarhus Sunnah, juz 1: 23).

Menurut hadits tersebut -dan sesuai dengan kenyataan pada beberapa abad yang silam, dan akan terus berlangsung hingga masa yang akan datang- kaum muslimin pun tidak terhindar dari persengketaan antara satu dan lainnya, mereka pun bergolong-golong (firqah-firqah) sebagaimana yang dialami kaum ahli Kitab sebelumnya.
Perbedaan nasib ahli Kitab dan ummat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sengketa dan pecah belah ialah ahli Kitab terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan dan masing-masing golongan tetap berada dalam kebatilan, sedangkan kalangan ummat Islam terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan (aliran paham), tetapi satu di antaranya berdiri di atas haq (teguh dan mengikuti Allah dan Rasul-Nya). Golongan ini adalah Al-Jama’ah sebagaimana dicontohkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Masalah firqah ini timbul karena politik, di antaranya adalah masalah kedudukan dan kewibawaan, bukan karena akidah dieniyah.
Ketika Abu Bakar Ash Shidiq diangkat sebagai Khalifah Rasulullah untuk memimpin muslimin pun, ada seorang kaum Anshar yang menentangnya. Orang itu menyatakan bahwa dialah yang lebih berhak menjadi khalifah. Ketika disuruh bai’at, dia melarikan diri, tetapi akhirnya tertangkap dan dihukum oleh kaum muslimin pada waktu itu.
Demikian pula bertempurnya Muawiyyah bin Abi Sufyan dengan Ali bin Abi Thalib dan terjadinya kehebohan pada masa Khalifah Utsman bin Affan –yang ditiup-tiup oleh Yahudi untuk menghancurkan Umat Islam- bukanlah soal dieniyah, tetapi soal politik, kedudukan, kepangkatan, dan kekuasaan.




* Sanad dari hadits ini ialah: Dari Shafwan, ia berkata: “Telah menceritakan kepadaku Azhar bin Abdillah Al Hauzany dari Abi Amir Abdullah bin Luhai’ah dari Muawiyyah bin Abi Sufyan, bahwasanya ia berdiri di hadapan kami lalu berkata: “Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah berdiri di hadapan kami, lalu beliau bersabda -sebagaimana hadits tersebut di atas. Al Hakim berkata: “Sanad ini bisa dijadikan hujjah tentang keshahihan hadits ini.” Dan Adz Dzahabi menyepakati hadits ini. Al Hafidz berkata dalam kitabnya Takhrijul Khasyaf halaman 63: “Sanad hadits ini hasan.”
Al Hafidz Ibnu Katsir juga menyebutkan hadits tersebut dalam kitab tafsirnya, juz 1, halaman 390, yang diriwayatkan oleh Ahmad, hanyasanya beliau tidak menjelaskan tentang kedudukan hadits tersebut, tetapi beliau menyebutkan tentang keshahihannya. Beliau berkata: “Hadits ini telah diriwayatkan oleh sanad yang banyak.” Karena itu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam kitabnya, Al Masail, juz 2, halaman 63: “Hadits ini adalah shahih dan masyhur.” Asy Syatibiy dalam kitabnya, Al I’tishom, juz 3, halaman 36, juga menshahihkannya.
Yang mendlaifkan hadits ini adalah dari Syi’ah, dengan latar belakang kebencian terhadap Muawiyyah yang meriwayatkan hadits ini (Nashiruddin Al bany, Silsilah Al Ahadits Shahihah, Maktabul Islamy, Beirut, cet. Kedua, 1399 H/1979 M, juz 1 halaman 356-358, nomor hadits 203). Penjelasan lebih jauh dapat dilihat pada juz yang sama dan halaman yang sama.
Adapun hadits yang menyebutkan: “Ummatku akan bercerai berai menjadi 70 golongan, semuanya masuk Surga, kecuali satu. Para shahabat bertanya: “Siapakah mereka itu?” Ia berkata: “Az Zanadiqah.” Disebutkan dalam kitab Al Laaly, bahwa hadits dengan lafadz ini tidak ada aslinya (Ismail bin Muhammad, Kasyful Khafa wa Muzilul Ilbas ‘Ammasythahara minal Ahaditsi ‘ala Alsinatinnasi, Darul Ihyait Turatsy Al Araby, Beirut, cetakan ketiga, juz 1, halaman 309).

Hadits sejenisnya menyebutkan:

1. Menceritakan kepadaku Abul Wahab bin Mubarak, ia berkata telah menceritakan kepadaku Ibnu Bakran dari Al Atiqy dari Muhammad bin Marwan Al Quraisyi dari Muhammad bin Ubadah Al Wasithy dari Musa bin Ismail dari Mu’adz bin Yasin Az Ziyati dari Abrad bin Asyrasy dari Yahya bin Sa’id dari Anas bin Malik, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: “Ummatku berpecah belah menjadi 70 atau 71 golongan, semuanya masuk Surga, kecuali satu golongan.” Para shahabat bertanya: “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Yaitu orang-orang Zindiq, dan mereka itu adalah orang-orang golongan Qadariyyah.” Telah meriwayatkan hadits ini Ahmad bin Ady Al Hafidz dari haditsnya Musa bin Ismail dari Khalaf bin Yasin dari Al Abrad.

2. Menceritakan kepadaku Abul Wahab bin Mubarak dari Ibnu Bakran dari Al Atiqy dari Yususf bin Dukhaily dari Al Aqily dari Hasan bin Ali bin Khalid Al Laitsy dari Nu’aim bin Hamad dari Yahya bin Yasin Az Ziyati dari Sa’ad bin Sa’id (saudara Yahya bin Sa’ad) dari Anas, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: “Ummatku berpecah belah menjadi 73 golongan, semuanya masuk Surga, kecuali satu, yaitu Zindiq.”

3. Menceritakan kepadaku Al Jariri dari Al Isyrary dari Ad Daruquthny dari Abu Bakar Muhammad bin Utsman Ash Shaidalany dari Ahmad bin Dawud As Sijistany dari Utsman bin Affan Al Quraisyi dari Abu Ismail Al Laily Hafsh bin Umar dari Mis’ar dari Sa’ad bin Sa’id, ia berkata: “Saya mendengar Anas bin Malik berkata: “Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Ummatku berpecah belah menjadi 73 golongan, semuanya masuk Surga, kecuali satu, yaitu Zindiq.” Anas berkata: “Mereka itu adalah Al Qadariyyah.”

Hadits-hadits tersebut di atas tidak benar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Berkata Ulama Shan’ah: ”Telah membuat hadits ini Al Abrad bin Asyrasy, dan ia adalah pembuat hadits palsu dan pendusta.” Yasin telah mengambil hadits ini, maka dia telah membolak balik sanadnya, dan mengambil Utsman bin Affan. Adapun tentang Al Abrad telah dijelaskan oleh Huzaimah, bahwa dia adalah pendusta dan pembuat hadits palsu. Sedangkan Yasin telah dijelaskan oleh Yahya, bahwa dia bukanlah ahli hadits, dan berkata An Nasa’i, bahwa dia adalah pendusta.”

Adapun tentang Utsman Ash Shaidalany, para ahli hadits bersepakat, bahwa dia adalah pendusta, tidak bisa dipercaya haditsnya. Dan tentang Hafsh bin Umar dikatakan oleh Abu Hatim Ar Razy, bahwa dia adalah pendusta. Kata Al Aqily, dia senantiasa menukil hadits dengan bathil. Hadits-hadits tersebut dengan lafadz seperti itu bukan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Adapun lafadz hadits yang sebenarnya adalah: “... semuanya masuk Neraka, kecuali satu, yaitu Al Jama’ah.” Hadits ini diriwayatkan dari banyak shahabat, diantaranya: Ali bin Abi Thalib, Sa’ad bin Abi Waqash, Ibnu Umar, Abu Darda, Muawiyyah, Ibnu Abbas, Jabir, Abu Hurairah, Abu Umamah, Watsilah, Auf bin Malik, Amr bin Auf Al Muzany (Dinukil dari kitab Al Maudlu’at oleh Abul Faraj, Abdurrahman bin Aly bin Jauzi Al Quraisyi, As Salafiyah, Madinah, cetakan 1, 1386 H/1966 M, juz 1, halaman 268).


Sumber : aljamaah.multiply.com

1 komentar:

  1. BetRivers launches new NJ online sports betting, mobile
    BETRivers, the 경상남도 출장마사지 global online gambling brand, has teamed up with 구미 출장안마 William Hill US to launch its 사천 출장안마 US 거제 출장안마 online sportsbook, 경상남도 출장안마 casino, and poker site,

    BalasHapus